REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Lebih dari 60 burung mati diduga karena keracunan di Australia selatan. Dua burung ditemukan mati di dekat lapangan olahraga di Adelaide pada Selasa dan Rabu lalu.
Dari keseluruhan jumlah burung yang mati, setidaknya 57 burung merupakan spesies corella yang dilindungi dan memiliki paruh panjang. Kematian mendadak para burung tersebut kini sedang diselidiki oleh pemerintah setempat.
"Burung-burung tidak bisa terbang dan berbaring di tanah meratap kesakitan. Beberapa burung berdarah dan keluar dari mulut mereka. Itu segera membuat kita berpikir tentang keracunan, yang telah kita lihat sebelumnya," ujar Pendiri Casper's Bird Rescue, Sarah King, dilansir BBC, Jumat (12/7).
King mengatakan jika burung-burung asli Australia itu diracun, dia berharap laporan toksikologi dapat membantu melacak asal-usulnya. "Ini adalah persyaratan umum orang harus mendaftar ketika mereka membeli racun," katanya.
Beberapa burung sempat dibawa ke dokter hewan, namun mereka tidak bisa diselamatkan. Hingga berita ini diturunkan, Departemen Lingkungan dan Air Australia belum bisa mengonfirmasi penyebab kematian massal burung-burung tersebut.
"Pengujian penyakit dan toksin sedang berlangsung dan akan memakan waktu beberapa minggu untuk selesai," kata seorang juru bicara Departemen Lingkungan dan Air.
Seorang dokter hewan, Trudy Seidel sempat melihat kondisi burung-burung yang mati dan sekarat. Dia mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation, ada kemungkinan besar mereka telah diracuni.
Burung corella panjang dan corella pendek merupakan spesies yang dilindungi. Jika ada warga yang dengan sengaja membunuh burung-burung tersebut, maka akan dikenai hukuman. Dewan lokal sebelumnya telah menyerukan agar corella pendek dimusnahkan karena spesies ini telah menyebabkan kerusakan, termasuk tanaman dan alat kelengkapan lampu.