Jumat 12 Jul 2019 21:29 WIB

Pendidikan Tempatkan Wanita Saudi di Jabatan Penting Negara

Saudi menempatkan wanita dalam posisi penting negara.

Rep: Umi / Red: Nashih Nashrullah
Bendera Arab Saudi.
Foto: Eurosport
Bendera Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Arab Saudi mengadakan simposium membahas pentingnya pendidikan berkualitas dalam meningkatkan partisipasi perempuan di dunia kerja. Perwakilan Arab Saudi di PBB menjadi tuan rumah simposium itu selama Forum Politik Tingkat Tinggi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan yang diselenggarakan di New York. 

Anggota delegasi Komite Ekonomi dan Keuangan Saudi, Putri Reem binti Mansour al-Saud turut berpartisipasi dalam diskusi tersebut.

Baca Juga

Wakil permanen Arab Saudi untuk PBB Khalid Manzlawiy, menekankan salah satu faktor terpenting pemberdayaan perempuan di berbagai bidang dan sektor, adalah pendidikan berkualitas yang berkelanjutan.

Dilansir di Arab News pada Jumat (12/7), pertemuan itu menunjukkan keseriusan upaya Kerajaan Arab Saudi (KSA) meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, sesuai salah satu tujuan terpenting Visi Saudi 2030. Selain itu, KSA berupaya menentukan ihwal bagaimana sikap terhadap wanita di tempat kerja, serta persentase wanita Saudi yang saat ini bekerja di KSA.

Anggota delegasi Singapura, Yasmine Ali menyoroti ihwal bagaimana sejarah negaranya dalam menerapkan kebijakan pendidikan yang meningkatkan manfaat ekonomi dan sosial jangka panjang bagi perempuan. Menurut dia, upaya tersebut telah memengaruhi pemberdayaan perempuan di pasar tenaga kerja di Singapura. Karena itu, dia beranggapan Singapura adalah salah satu dari negara paling maju di dunia dalam hal pendidikan.

Wanita Saudi melakukan sejumlah langkah besar mengatasi tantangan dan hambatan di KSA. Wanita Saudi berkomitmen menjadi mitra dalam membangun masa depan negara.

Jika pada 2017 adalah tahun memberdayakan perempuan Saudi, kemudian reformasi terjadi pada 2018 yang bertujuan meruntuhkan hambatan gender. Berbagai perubahan terjadi, seperti mencabut larangan mengemudi bagi perempuan, memperkenalkan undang-undang antipelecehan, mengizinkan siswa perempuan mengikuti pelajaran olahraga, mengizinkan perempuan menonton pertandingan sepakbola, dan mendorong pelajar perempuan berkompetisi di Olimpiade.

Pada 2019, Saudi menunjuk perempuan menjadi duta besar wanita pertama kalinya. Di kancah internasional, kompetensi wanita Saudi diakui pada 2001 dengan penunjukan Thoraya Obaid sebagai Direktur Eksekutif Dana Populasi PBB. Penempatan Putri Reema binti Bandar bin Sultan sebagai Duta Besar Saudi untuk AS adalah contoh kepercayaan Saudi terhadap kapasitas perempuan di semua forum.

Di bidang kesehatan, seorang konsultan ahli bedah di Rumah Sakit Khusus Raja Faisal dan Pusat Penelitian, dr. Samar Al-Homoud mendapat kehormatan dari Raja Saudi Salman menerima Medali Raja Abdulaziz di Festival Nasional Warisan dan Budaya (Janadriya) pada 2019. 

Sementara itu, ilmuwan peneliti kanker senior di Rumah Sakit Khusus Raja Faisal, dr Khawla Al-Kuraya memimpin Pusat Nasional Kanker dan Penelitian Anak-anak Raja Fahd yang beroperasi di bawah Rumah Sakit Khusus Raja Faisal dan Pusat Penelitian di Riyadh.

Di bidang sains, peneliti Fatoun Sayegh telah menyelesaikan gelar PhD dalam teknologi jamur di Universitas Liverpool di Inggris. Dia merupakan kepala unit produk kelautan alami di Pusat Penelitian King Fahd. Peneliti Hayat Sindy menjadi wanita Arab pertama yang mendapatkan gelar PhD dalam teknologi biologi dari Universitas Cambridge. 

Banyak penemuannya, termasuk penelitian efek obat pada tubuh manusia, membantu para astronot memantau kadar gula darah dan tekanan darah. Dia juga melakukan proyek penelitian dalam perlindungan lingkungan dan pengukuran gas beracun.

Di bidang militer dan keamanan, medali diberikan kepada afiliasi wanita dari Kementerian Pertahanan yang mengambil bagian dalam Operasi Badai Tegas dan Harapan Pemulihan Operasi, yakni Mai Abulsaud, Hind Obeid al-Qathami, dan Nora Abdulrahman Al-Nueiser.

Dalam seni, perempuan Saudi, seperti sutradara film Haifaa Mansour dan Hind al-Fahad menorehkan prestasi di festival internasional. Banyak nama muncul di bidang sastra dan puisi, termasuk Omayma al-Khamis dan Sara al-Khathlan.

Dalam bidang teknik, insinyur Saudi Reema binti Sultan bin Rabea bekerja di proyek metro bawah tanah, merupakan skema transportasi umum terbesar Kerajaan. Di sektor ekonomi dan keuangan juga telah mempekerjakan wanita-wanita luar biasa, seperti Iman binti Habbas al-Mutairi yang menjadi asisten Menteri Perdagangan dan investasi, Khuloud al-Dakhil merupakan Kepala Komite Statistik di Dewan Kamar Saudi, Sara al-Suhaimi adalah wanita Saudi pertama yang ditunjuk sebagai Kepala Dewan Tadawul, dan Rania Nashar sebagai CEO Samba Financial Group.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement