Hari Rabu (10/7) Kanselir Angela Merkel, 64 tahun, kembali menunjukkan gejala gemetaran, untuk yang ketiga kali dalam beberapa minggu terakhir. Hal itu terjadi ketika pemimpin Jerman itu menyambut kedatangan Perdana Menteri Finlandia Antti Rinne. Merkel berdiri di samping tamunya dan terlihat gemetaran dan berusaha mempertahankan posisi berdirinya.
Tetapi hanya satu jam setelahnya, Merkel tampil di konferensi pers tenang-tenang saja. "Saya baik-baik saja," kata Merkel sambil tersenyum. Media di Jerman langsung menyoroti lagi kondisi kesahatannya.
Apakah kanselir tidak sehat? Apakah dia kehabisan tenaga? Kesehatan Angela Merkel menjadi berita utama di berbagai media Jerman. Analisa berkisar daru kemungkinan kelelahan, gejala dehidrasi sampai gangguan yang lebih bersifat psikologis.
Jerman tidak terbiasa melihat pemimpinnya sakit
Di Jerman, berita tentang kondisi kesehatan seorang Kanselir memang jarang sekali ada. Pada tahun 1970-an, Kanselir Willy Brandt pernah mengalami periode depresi panjang tanpa pernah diketahui publik. Demikian pula tahun 1989, sebelum jatuhnya Tembok Berlin, mantan Kanselir Helmut Kohl sempat diserang rasa sakit luar biasa karena penyakit prostat. Tidak ada yang tahu saat itu bahwa Kohl sedang sakit.
Tentu saja pasa Kanselirn tahu bahwa mereka sakit. Namun para politisi juga tahu bahwa pemilih tidak menyukai pemimpin yang sakit atau menunjukkan tanda-tanda kelemahan.
Selain itu, media di Jerman juga punya standar yang tinggi untuk privasi dibandingkan negara-negara demokrasu lain. Di Prancis misalnya, kondisi kesehatan presiden sering dibahas, bahkan di AS, tekanan darah Presiden bisa jadi berita besar. Walaupun pada beberapa orang, seperti Franklin D. Roosevelt dan John F. Kennedy, sakit parah mereka saat menjabat tidak diberitakan secara luas.
Kanselir Angela Merkel berulang kali mengatakan kepada wartawan: "Anda tidak perlu khawatir tentang kondisi saya." Dengan melakukan itu, dia justru membuat publik lebih khawatir. Namun Merkel sudah menegaskan, inilah masa jabatan terkahirnya, setelah itu dia akan mundur dari semua jabatan politiknya, dan juga tidak tertarik mengisi jabatan institusional baik di dalam maupun di luar negeri. (hp/ap)