REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Militer China baru-baru ini menyelenggarakan pelatihan angkatan laut dan udara di sepanjang pesisirnya di bagian tenggara. Latihan militer ini setelah penjualan senjata paling terbaru dari Amerika Serikat kepada Taiwan, yang China nyatakan sebagai provinsi yang membangkang.
Dalam satu pernyataan singkat dan tanpa memberikan lokasi geografi tepat, Kementerian Pertahanan pada Ahad (14/7) mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menyelenggarakan latihan-latihan selama "beberapa hari" baru-baru ini. "Pelatihan-pelatihan ini merupakan kegiatan rutin sesuai dengan rencana tahunan militer," demikian pernyataan tersebut tanpa memberikan rincian.
Pesisir bagian tenggara China merupakan salah satu kawasan yang paling sensitif di negara itu karena berhadapan dengan Taiwan, yang dipisah oleh selat. China menganggap Taiwan menjadi provinisi yang harus direbut jika diperlukan.
Pada Jumat (12/7), China menyatakan akan memberlakukan sanksi-sanksi atas perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang terlibat dalam perjanjian untuk menjual tank-tank, peluru-peluru kendali, dan peralatan senilai 2,2 miliar dolar AS yang diperlukan oleh Taiwan.
Pengumuman mengenai latihan-latihan itu tersiar ketika Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berkunjung ke New York untuk singgah sebelum melanjutkan lawatan ke negara-negara sekutunya di kawasan Karibia. Lawatan itu juga membuat marah Beijing, yang membuat hubungan China-AS semakin renggang setelah keduanya terlibat dalam perang dagang.