Senin 15 Jul 2019 09:48 WIB

Akhir Kisruh Penahanan Tanker Iran

Amerika Serikat ingin memotong ekspor minyak Iran menjadi nol.

Kapal tanker (Ilustrasi)
Foto: VOA
Kapal tanker (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt menyampaikan keinginannya untuk meredakan ketegangan dengan Iran. Ia mengatakan, kapal minyak Iran yang ditahan oleh otoritas di Gibraltar akan dibebaskan jika ada jaminan kapal tersebut tidak menuju ke Suriah.

Dalam serangkaian unggahan di Twitter, Sabtu (13/7), Hunt mengatakan, ia melakukan pembicaraan konstruktif dengan rekannya dari Iran, Mohammad Javad Zarif, atas masalah ini. "Saya meyakinkan dia (Zarif) bahwa kekhawatiran kami adalah pada tujuan, bukan asal minyak pada Grace 1 dan bahwa Inggris akan memfasilitasi pelepasan jika kami menerima jaminan bahwa itu tidak akan pergi ke Suriah, mengikuti proses hukum di pengadilan Gib," kata Hunt dilansir Aljazirah, Ahad (14/7).

Kapal tanker minyak Grace 1 ditangkap awal bulan ini oleh British Royal Marines di lepas pantai wilayah Mediterania Inggris. Kapal ditangkap dengan tuduhan melanggar sanksi Uni Eropa (UE) terhadap pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Dari sana, Iran menuntut kapal itu dibebaskan dan membantah sedang membawa minyak ke Suriah. Rory Challands melalui Aljazirah melaporkan dari London, saat ini, ada beberapa diplomasi sedang berlangsung. Hal ini dilakukan setelah berhari-hari terjadi meningkatnya ketegangan antara Teheran dan London yang membuat Inggris mengerahkan kapal perang kedua ke Teluk dan kapal-kapal perang Iran diduga mengancam sebuah kapal supertanker Inggris.

Sementara, Teheran menyalahkan Amerika Serikat (AS) karena mengatur penyitaan kapal tanker itu. Setelah AS menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang diperantarai antara Iran dan beberapa kekuatan dunia lainnya tahun lalu, Washing ton juga telah menjatuhkan sanksi hukuman terhadap Teheran. Mereka ingin memotong ekspor minyaknya menjadi nol.

Hunt juga mengatakan, masalah dengan Zarif atas hukuman penjara nasional warga negara Inggris-Iran, Nazanin Zaghari-Ratcliffe. Zarif mengatakan, dia akan terus mencari solusi atas kasusnya.

Zaghari-Ratcliffe merupakan warga negara ganda Inggris-Iran yang menjalani hukuman lima tahun di Iran karena dituduh melakukan spionase. Sementara, Iran tidak mengakui kewarganegaraan ganda.

Terungkapnya kebocoran memo

Tersangka dibalik kebocoran memo rahasia dari duta besar Inggris di Amerika Serikat (AS) Kim Darroch kini telah diidentifikasi. Pejabat Inggris telah meluncurkan penyelidikan untuk menemukan orang yang bertanggung jawab atas kebocoran e-mail yang diterbitkan oleh Mail on Sunday.

Polisi antiterorisme pun telah meluncurkan penyelidikan kriminal atas kasus ini. Menurut Sunday Times yang mengutip sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya, seorang tersangka telah berhasil diidentifikasi. "Mereka pikir, mereka tahu siapa yang melaku kan kebocoran," kata sumber tersebut, dilansir dari the Guardian, Ahad (14/7).

Sunday Times dan Mail on Sunday melaporkan, para pejabat intelijen dari agen mata-mata GCHQ akan bergabung dalam penyelidikan untuk menemukan tersangka dengan memeriksa e-mail dan catatan telepon. Surat kabar Mail on Sunday pun menerbitkan memo dari Darroch yang menggambarkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump sebagai tidak layak.

Surat kabar itu mengatakan, Darroch telah menulis kepada pemerintah Inggris pada Mei 2018 bahwa Trump telah memutuskan untuk secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir Iran dengan kekuatan utama karena alasan kepribadian karena telah disetujui oleh pendahulunya Barack Obama. Darroch mengatakan dalam memo bahwa administrasi Trump ditetapkan atas tindakan vandalisme diplomatik. (rossi handayani, ed:setyanavidita livikacansera)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement