Senin 15 Jul 2019 11:47 WIB

Pompeo Kabulkan Visa Menlu dan Delegasi Iran ke AS

Pergerakan Menlu Iran Zarif dibatasi selama berada di New York.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
Foto: Reuters/Murad Sezer
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan ia memberikan visa kepada Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan delegasinya untuk mengunjungi New York, Ahad malam (14/7), untuk memenuhi kewajiban AS kepada PBB. Namun gerakannya akan dibatasi saat berada di sana.

Pompeo mengatakan dalam sebuah wawancara telepon, Zarif dan delegasinya akan diizinkan melakukan perjalanan bolak-balik antara markas besar PBB, kantor misi Iran, dan kediaman duta besar Iran untuk PBB di dekatnya. Kelompok itu tiba di New York pada Ahad pagi.

Baca Juga

"Diplomat AS tidak berkeliaran di sekitar Teheran, jadi kami tidak melihat alasan bagi diplomat Iran untuk berkeliaran dengan bebas di sekitar Kota New York juga. Sangat tepat kami memberikan kepada Menteri Luar Negeri Zarif dan delegasinya dengan semua hak yang menjadi hak mereka berdasarkan perjanjian markas PBB, dan tidak lebih dari itu," kata Pompeo, dilansir Straits Times, Senin (15/7).

Zarif berada di New York untuk menghadiri pertemuan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB. Pertemuan tingkat tinggi menteri tentang tujuan pembangunan berkelanjutan untuk isu-isu yang mencakup konflik, kelaparan, kesetaraan gender dan perubahan iklim. Visanya dikeluarkan di Kedutaan Besar AS di Berne, Swiss, sehari sebelum dia tiba di Amerika.

Pemerintahan Donald Trump telah mempertimbangkan memasukkan Zarif ke dalam daftar hitam dengan memberikan sanksi kepadanya meskipun Zarif mengatakan ia tidak memiliki aset di luar Iran.

AS memiliki perjanjian yang mengharuskannya mengeluarkan visa dengan segera kepada semua diplomat asing yang bepergian ke New York untuk acara-acara PBB. Sanksi Zarif dan diplomat Iran akan semakin memperumit segala upaya untuk memulai kembali perundingan dengan Iran mengenai kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang ditinggalkan Trump setahun lalu. Dari sana, Trump memulai kampanye tekanan maksimum sanksi yang telah membawa ekonomi Iran dalam kesulitan.

Zarif diperkirakan bertemu dengan lembaga think tank dan jurnalis saat ia berada di New York. Pembatasan enam blok berarti mereka harus mendatanginya di misi PBB Iran. Pompeo mengatakan Zarif akan menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan kepalsuan.

"Menteri Luar Negeri Zarif, dia menggunakan kebebasan Amerika Serikat untuk datang ke sini dan menyebarkan propaganda memfitnah. Ini adalah seorang pemimpin yang telah mendukung rezim yang memenjarakan para pembangkang politik, memperlakukan wanita dengan mengerikan. Dia adalah juru bicara otokrasi itu. Dan mereka menekan kebebasan berbicara," katanya.

Pompeo mengatakan dia akan menerima tawaran apa pun untuk ditayangkan di televisi Iran karena Zarif telah muncul di televisi AS. "Kami sangat memperhatikan mereka, bahwa kami mendukung rakyat Iran, bahwa kami memahami teokrasi revolusioner tidak bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan terbaik mereka," kata Pompeo akan menjelaskan pada orang-orang Iran.

Pompeo menolak berkomentar saat ditanya apakah dia atau siapa pun di pemerintah AS akan mencoba berbicara dengan Zarif di PBB pekan ini atau di Majelis Umum PBB pada September. Ketegangan antara Washington dan Teheran telah meningkat tajam dalam dua bulan terakhir sejak AS mulai meningkatkan sanksi terhadap industri minyak Iran. Dalam tanggapannya, Iran telah melampaui batas-batas cadangan uranium dan pengayaan yang disepakati dalam kesepakatan JCPOA.

Trump dan Pompeo mengatakan mereka akan bersedia untuk bernegosiasi dengan Iran tanpa prasyarat. Sementara Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan ia bersedia melakukan negosiasi jika AS mencabut sanksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement