Senin 15 Jul 2019 17:00 WIB

Donald Trump tak Terima Disebut Rasialis

Trump lewat cicitannya di Twitter menyerang anggota Kongres nonkulit putih.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump
Foto: EPA
Presiden AS Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak terima disebut rasialis oleh Ketua House of Representative Nancy Pelosi. Itu merupakan kelanjutan atas pernyataan Trump yang dianggap menyerang empat anggota kongres yang berasal dari Partai Demokrat.

“Sedih melihat Demokrat mencengkeram orang-orang yang berbicara begitu buruk tentang negara kita dan yang, di samping itu, membenci Israel dengan hasrat sejati serta tak terkendali. Setiap kali berkonfrontasi, mereka memanggil musuh mereka, termasuk Nancy Pelosi, ‘rasialis’,” kata Trump melalui akun Twitter pribadinya, Senin (15/7).

Baca Juga

Trump menilai, diksi atau bahasa yang digunakan para anggota Demokrat buruk. Menurut dia, hal-hal buruk yang biasa mereka utarakan tentang AS juga tak boleh dibiarkan begitu saja. “Jika Partai Demokrat ingin terus memaafkan perilaku tercela seperti itu, maka kami berharap untuk bertemu Anda di kotak suara pada tahun 2020,” ujarnya merujuk pada perhelatan pilpres AS.

Pada Ahad lalu, Trump melalui akun Twitter-nya mengatakan, terkesan oleh para perempuan Demokrat yang duduk di Kongres. “Yang awalnya berasal dari negara-negara yang pemerintahannya merupakan bencana total, yang terburuk, paling korup, dan tidak kompeten di manapun di dunia, sekarang dengan keras dan ganas memberitahu rakyat AS, bangsa terbesar dan paling kuat di bumi, bagaimana pemerintah kita harus dijalankan,” katanya.

Dia pun mempertanyakan mengapa mereka tidak kembali ke tempat asalnya dan memperbaiki kerusakan yang terjadi di sana. “Kalau begitu kembali dan tunjukkan pada kami bagaimana hal itu dilakukan,” ujar Trump.

Dalam cicitannya, Trump memang tak menyebut siapa anggota Kongres dari Partai Demokrat yang dimaksud. Namun, pernyataannya diyakini ditujukan untuk Alexandria Ocasio-Cortez, Rashida Tlaib, Ilhan Omar, dan Ayanna Pressley. Tlaib diketahui merupakan pengungsi Palestina dan Omar lahir di Somalia. Mereka merupakan Muslimah pertama yang terpilih sebagai anggota Kongres.

Sementara, Cortez lahir di New York. Tempat kelahirannya berjarak sekitar 12 mil dari rumah sakit tempat Trump dilahirkan. Cicitan Trump tersebut segera menuai kritik, tak hanya dari mereka yang merasa tersinggung, tapi termasuk Nancy Pelosi.

“Anda menyalakan nasionalisme kulit putih karena Anda marah orang-orang seperti kami mengabdi di Kongres dan berjuang melawan agenda penuh kebencian Anda,” kata Omar melalui Twitter pribadinya. Pernyataan serupa juga disuarakan Cortez.

Sementara itu, Tlaib mengatakan, dirinya memerangi korupsi di AS. “Saya melakukannya setiap hari ketika saya menahan pertanggungjawaban pemerintahan Anda sebagai anggota Kongres perempuan. Terus bicara, Anda akan segera keluar dari WH (White House/Gedung Putih),” ujar Tlaib lewat akun Twitternya.

Kemudian, Pelosi mengecam Trump karena komentarnya dianggap mengandung xenofobia dan dimaksudkan untuk memecah belah AS. Dia pun menyindir jargon Trump, yakni “Make America Great Again” selalu berakhir dengan “Make Amerika White Again”. “Keragaman kita adalah kekuatan kita dan persatuan kita adalah kekuatan kita,” ujarnya.

Kandidat presiden dari Partai Demokrat Elizabeth Warren turut mengecam pernyataan Trump. Dia menilai, apa yang dikatakan Trump terhadap anggota Kongres dari Partai Demokrat merupakan serangan rasialis dan xenofobia.

“Ini adalah negara mereka, terlepas dari apakah Trump menyadarinya atau tidak. Mereka harus diperlakukan dengan hormat. Sebagai presiden, saya akan memastikannya,” ujar Warren, dikutip the Independent.

Kandidat Demokrat Kamalah Harris pun mengecam Trump. “Itu adalah kiasan kuno, ‘kembali ke tempat asalmu’, yang mungkin kamu dengar di jalan. Tapi jangan pernah dengar itu dari presiden AS,” ucapnya.

Kandidat Demokrat lainnya, Beto O’Rourke, juga menilai Trump bersikap rasialis. “Perempuan Kongres ini adalah warga Amerika seperti Anda dan mewakili nilai-nilai kami lebih baik daripada yang pernah Anda lakukan,” kata dia.

Itu bukan pertama kalinya Trump mengeluarkan pernyataan rasialis. Dia meluncurkan karier politiknya dengan menyebut mantan presiden Barrack Obama tak dilahirkan di AS. Trump bahkan pernah menyebut kebanyakan warga Meksiko adalah pemerkosa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement