REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, dilaporkan menggunakan layanan aplikasi pesan teks Whatsapp untuk mengumpulkan informasi rahasia militer Israel dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Hal ini disampaikan seorang juru bicara IDF seperti dilansir dari media Israel, Arutz Sheva, Senin (15/7).
Dalam laporan media tersebut disebutkan, anggota Hamas mengelabui dengan menyamar sebagai tentara Israel. Padahal dia adalah peretas dari kelompok Hamas yang bermarkas di Gaza. Anggota Hamas melakukan percakapan dengan personil IDF di aplikasi Whatsapp, dengan menggunakan koneksi untuk mengekstraksi informasi.
Para peretas dari kelompok Hamas itu, bahkan terkadang menggunakan informasi asli. Informasi ini kemungkinan didapatkan dari tentara lain dalam sebuah diskusi Whatsapp sebelumnya, untuk membuktikan identitas mereka sebagai personil IDF.
"Hei kawan, ini Yisrael dari Batalyon ke-51," tulis seorang agen Hamas kepada seorang tentara IDF.
Sejumlah penerjun payung IDF melaporkan percakapan online semacam itu yang terjadi baru-baru ini. Mereka mengaku pernah diminta untuk berbagi informasi tentang jadwal pelatihan unit tentara IDF dan pergerakan pasukan.
Seorang juru bicara militer mengakui, IDF tengah memantau upaya Hamas yang hendak mengekstrak informasi sensitif secara online. Namun dia memperingatkan personel militer untuk bertindak hati-hati.
"IDF sadar adanya aktivitas musuh dan (kami) sedang mengikuti upayanya (Hamas) melalui media sosial. Kami meminta semua personel militer dan sipil untuk bertindak dengan hati-hati dan bertanggung jawab."
Hamas dilaporkan bukan hanya kali ini mencoba menggunakan media sosial untuk mengekstraksi informasi dari tentara IDF. Tahun lalu, terungkap bahwa operasi Hamas telah menggunakan akun palsu di Facebook dan aplikasi kencan untuk memikat prajurit pria agar mengungkapkan informasi yang berguna bagi kelompok Hamas.