REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Mantan presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengatakan ia menerima ancaman pembunuhan setelah kesaksiannya sehari sebelumnya untuk penyelidikan korupsi, Selasa (16/7). Ia dituduh mengendalikan jaringan korupsi saat menjabat selama sembilan tahun termasuk melalui jaringan keluarga asal India, Gupta.
Zuma mengatakan kepada penyelidikan pada Senin, ia telah menjadi korban dari rencana untuk menyingkirkannya. Ia dapat melacak konspirasi ke badan intelijen asing, dan pemerintah apartheid pada 1990-an.
Tampil lagi pada Selasa, Zuma mengatakan asisten pribadinya menerima panggilan telepon pada Senin malam. Ia menerima telepon dari seseorang tak dikenal yang mengancam akan membunuh Zuma dan anak-anaknya.
Wakil kepala pengadilan negara itu, Raymond Zondo, yang mengawasi penyelidikan, mengatakan ancaman itu tidak dapat diterima. Sementara itu, tidak ada komentar langsung dari polisi.
Zuma digulingkan oleh Kongres Nasional Afrika (ANC) yang memerintah pada Februari 2018, dan digantikan oleh Presiden Cyril Ramaphosa. Ia secara konsisten membantah melakukan kesalahan selama sembilan tahun berkuasa.
Penyelidikan tengah menyelidiki tuduhan Zuma mengizinkan tiga saudara laki-laki Gupta, teman-temannya, untuk menjarah sumber daya negara dan mempengaruhi penunjukan pemerintah senior. Beberapa mantan pejabat mengatakan kepada penyelidikan Gupta mengetahui informasi tentang penunjukan pemerintah senior.
Pada Senin, Zuma membantah dia telah melakukan sesuatu yang melanggar hukum dengan para Gupta, atau dia telah mendiskusikan sesuatu dengan mereka yang tidak seharusnya dia lakukan. Saudara-saudara Gupta, yang membantah tuduhan pada saat itu, meninggalkan negara saat Zuma digulingkan.