REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan perbaikan hubungan antara negaranya dan Amerika Serikat (AS) tak mungkin terwujud dalam waktu dekat. Dia menilai, terdapat cukup banyak faktor yang menghambat tercapainya hal tersebut.
“Berurusan dengan banyak masalah yang telah terakumulasi dalam hubungan bilateral bukan karena tindakan kita, tidak akan mudah. Membangun hubungan bilateral adalah proses saling menguntungkan. Negara kita siap untuk pekerjaan ini dan kita telah mengatakan itu dalam banyak kesempatan,” kata Lavrov, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Rabu (17/7).
Menurut dia, situasi politik domestik AS yang rumit adalah salah satu faktor yang menghambat peningkatan hubungan antara Moskow dan Washington. “Di satu sisi, Presiden AS Donald Trump berbicara tentang niatnya untuk berhubungan baik dengan Rusia. Namun tidak berarti semua orang di Washington memiliki sikap yang sama,” ucapnya.
Hal itu pun tampak dengan langkah-langkah AS yang menyudutkan Rusia. Misalnya, menuding Rusia mencampuri pilpres AS 2016, menjatuhkan sanksi ekonomi dan keuangan, dan berusaha mencampuri urusan domestik Rusia. Lavrov menilai hal-hal tersebut sama sekali tidak ramah terhadap negaranya.
Selain itu, AS pun kerap mengambil kebijakan tak terduga. “Itu sebabnya membuat ramalan tentang hubungan dengan AS itu sia-sia. Tapi saya ulangi, kita, di pihak kita, siap bekerja dengan sabar memperbaikinya,” kata Lavrov.
Lavrov mengatakan tak akan menyerah terus membangun hubungan baik dengan AS. “Kami akan terus mencari bidang-bidang yang memiliki kepentingan bersama dengan Amerika, meskipun ada kesulitan,” ujarnya.
Menurut dia, Rusia dan AS memikul tanggung jawab yang besar. Selain merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Moskow dan Washington merupakan dua kekuatan nuklir dunia.
“Kerja sama antara kami adalah elemen kunci untuk memastikan stabilitas dan kepastian dalam urusan internasional,” ucap Lavrov.