Rabu 17 Jul 2019 18:21 WIB

Iran: Program Rudal tak Dapat Dinegosiasikan

Amerika Serikat harus berhenti menjual senjata ke kawasan Timur Tengah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Budi Raharjo
Tiga rudal diluncurkan Iran dalam uji coba. (ilustrasi)
Foto: infiniteunknown.net
Tiga rudal diluncurkan Iran dalam uji coba. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran membantah laporan media yang menyebutnya bersedia merundingkan program rudal balistiknya dengan Amerika Serikat (AS). Teheran menegaskan bahwa program itu tak dapat ditawar.

“Rudal Iran benar-benar dan dalam kondisi apa pun tidak dapat dinegosiasikan dengan siapa pun atau negara mana pun,” ujar juru bicara misi Iran untuk PBB Alireza Miryousefi melalui akun Twitter pribadinya pada Rabu (17/7).

Sebelumnya misi Iran di PBB juga telah membantah laporan yang diterbitkan Associated Press (AP) Teheran berkenan menegosiasikan program rudalnya. Dalam laporannya, AP mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.

“Kami mengesampingkan interpretasi AP dari pernyataan Zarif dalam sebuah wawancara dengan NBC,” kata misi Iran di PBB, seperti dilaporkan kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA).

Dalam wawancara dengan NBC, Zarif mengatakan jika AS ingin berunding dengan Iran, mereka harus berhenti menjual senjata ke kawasan Timur Tengah. “Jadi jika mereka ingin berbicara tentang rudal kita, mereka harus terlebih dulu berhenti menjual semua senjata ini, termasuk rudal, ke wilayah kita,” ujarnya.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia telah mencapai kemajuan untuk melakukan pembicaraan dengan Iran. Namun Washington masih mempertahankan posisinya terkait senjata nuklir dan rudal balistik. “Mereka (Iran) tak dapat memiliki senjata nuklir. Mereka tidak dapat menguji rudal balistik,” ujar Trump.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement