Kamis 18 Jul 2019 17:50 WIB

Uni Eropa Bahas Distribusi Imigran

Uni Eropa akan membahas distribusi pengungsi di antara negara anggota.

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Pengungsi dan imigran berdatangan ke Eropa lewat laut di Pulau Lesbos, Yunani.
Foto: Reuters
Pengungsi dan imigran berdatangan ke Eropa lewat laut di Pulau Lesbos, Yunani.

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Menteri-menteri dalam negeri Uni Eropa bertemu di Finlandia untuk membahas ketidaksepakatan di antara mereka tentang kebijakan imigrasi. Hal itu terutama tentang siapa yang harus menerima imigran selanjutnya. 

Sebelum pertemuan pada Kamis (18/7) ini Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer mengatakan ia akan mengejar 'kesepakatan sementara' tentang distribusi pengungsi di antara negara anggota. Tapi, ia juga tidak yakin kesepakatan tersebut dapat diraih dalam satu hari. 

Baca Juga

Sebelumnya, Seehofer menarik gagasan menetapkan kuota secara spesifik setiap negara. Ia khawatir hal tersebut membuat seakan-akan Uni Eropa 'membuka perbatasan secara de facto'. 

Seehofer mengatakan ia yakin imigran yang diselamatkan dari Laut Mediterania yang berbahaya harus dibawa ke pelabuhan yang aman. "Tapi tidak harus pelabuhan Eropa," katanya seperti dilansir dari Deutsche Welle, Kamis (18/7). 

Baru-baru ini, Italia membuat gempar dengan menutupi pelabuhan yang menyelamatkan kapal pengungsi. Penutupan tersebut menjadi bagian kebijakan anti-imigran Menteri Dalam Negeri Matteo Salvini yang berasal dari ekstremis sayap-kanan. 

Roma juga bertindak lebih jauh dengan mengajukan tuntutan pidana terhadap kapal yang dipimpin kapten asal Jerman. Pada bulan lalu, kapal tersebut menyelamatkan 40 pengungsi ke Sisilia.

Negara-negara Uni Eropa seperti Yunani dan Italia sudah lama mengeluh mereka menanggung beban yang tidak adil masuknya imigran ke Eropa karena letak mereka berdekatan dengan Laut Mediterania. Sebelum pertemuan Seehofer juga mengatakan ia berharap dapat mengakhiri 'penderitaan' yang dialami para pengungsi selama beberapa pekan terakhir. Di mana para pengungsi harus berada di lepas pantai selama delapan atau 14 hari' dengan kondisi kemanusiaan yang sangat buruk. 

"Ini bukan perlakukan yang pantas bagi Eropa," katanya. 

Jerman dan Prancis berusaha membentuk aliansi sepuluh negara atau lebih untuk mendistribusikan para pengungsi secara merata. Sementara, Italia masih mengambil beberapa imigran. Salvini dengan tegas menolak rencana tersebut.

Seehofer mengatakan Eropa harus mengakhiri kebijakan 'efek tarik' yang membuat pengungsi mencoba menyeberangi lautan. "Kami tidak ingin, mengulangi apa yang terjadi pada 2015," kata Seehofer merujuk masuknya 1 juta pengungsi ke Jerman. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement