Sabtu 20 Jul 2019 07:31 WIB

Agenda Israel Dekati Negara Arab, Katz Temui Menlu Bahrain

Israel terus berupaya menjalin hubungan dengan negara-negara Arab.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Bendera Israel (ilustrasi)
Foto: Antara
Bendera Israel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan telah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Bahrain Sheikh Khalid bin Ahmed Al Khalifa. Mereka bertemu di Washington, Amerika Serikat (AS).

“Kemarin saya bertemu secara terbuka dengan Menteri Luar Negeri Bahrain Sheikh Khalid bin Ahmed Al Khalifa,” kata Katz melalui akun Twitter pribadinya, dilaporkan laman Al Araby, Jumat (19/7).

Baca Juga

Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, pertemuan antara Katz dan Sheikh Khalid dikoordinasikan di belakang layar oleh Departemen Luar Negeri AS. Agenda tersebut menjadi bagian dari konferensi tentang kebebasan beragama yang diselenggarakan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Katz mengatakan bahwa Israel akan terus berupaya menormalisasi hubungan dengan negara-negara Arab. “Saya akan terus bekerja dengan (Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) untuk memajukan hubungan dengan negara-negara Teluk,” ujarnya.

Israel memang sedang berusaha mencairkan hubungan dengan negara-negara Arab. Awal Juli lalu, misalnya, kepala badan intelijen Israel (Mossad) Yossi Cohen mengklaim bahwa negaranya telah memperbarui hubungan dengan Oman.

“Baru-baru ini, pembaruan hubungan formal dengan Oman diumumkan dan pembentukan kantor perwakilan kementerian luar negeri (Israel) di negara itu,” kata Cohen dalam sebuah konferensi di Herzilya, Tel Aviv.

Menurut dia, hal itu hanya ujung yang terlihat dari upaya rahasia yang jauh lebih luas. Pernyataannya mengacu kepada upaya Israel membuka dan menjalin hubungan diplomatik resmi dengan beberapa negara Arab. “Kami belum memiliki perjanjian damai resmi dengan mereka, tapi sudah ada komunalitas kepentingan, kerja sama luas, dan saluran komunikasi terbuka,” ujar Cohen.

Cohen menilai, iklim saat ini menghadirkan peluang yang pernah terjadi sebelumnya. “Mungkin yang pertama dalam sejarah Timur Tengah untuk mencapai pemahaman regional yang dapat mengarah pada perjanjian damai komprehensif,” ucapnya.

Oman telah mengumumkan rencananya untuk membuka kedutaan di wilayah Palestina guna mendukung perjuangan rakyat di sana. Namun, pejabat senior Palestina Hanan Ashrawi memperingatkan Oman agar tidak menggunakan kedutaan barunya sebagai langkah untuk membangun hubungan formal dengan Israel. “Jika ini memiliki harga politik yang melekat, maka tentu akan ada konsekuensi,” kata Ashrawi.

Hingga kini Israel memang tak memiliki hubungan diplomatik dengan negara-negara Arab, kecuali Yordania dan Mesir. Hubungan dengan kedua negara itu pun disandarkan pada adanya kepentingan bersama, yakni terkait Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement