Sabtu 20 Jul 2019 15:43 WIB

Apa Benar Manusia Sudah Pernah Mendarat di Bulan?

Memangnya bendera bisa

Rep: deutsche-welle/ Red:
Apa Benar Manusia Sudah Pernah Mendarat di Bulan?
Apa Benar Manusia Sudah Pernah Mendarat di Bulan?

Tidak ada orang Amerika yang pernah ke bulan. Itu semuanya palsu.

Pendaratan di bulan? Itu kan buatan studio TV, bahkan pengaturan tata letak panggungnya saja tidak dilakukan dengan benar.

Lalu ada lagi kesalahan amatir macam mengibarkan bendera AS. Yang benar saja! Memangnya bendera bisa "berkibar" di bulan. Di sana 'kan tidak ada atmosfer.

Palsu itu. Ini cuma konspirasi politik buatan Amerika untuk menunjukkan kepada Soviet, "Lihat, kami berhasil, kalian tidak. Orang-orang kami bisa mendarat di bulan, kalian tidak."

Mesin pembuat gempa dan manusia kadal

Sementara itu, di belantara Alaska, ada fasilitas penelitian misterius yang dengar-dengar bisa menyebabkan gempa bumi. Fasilitas riset ini disebut HAARP, katanya juga mampu melakukan berbagai manipulasi cuaca untuk meneror dunia. Coba sesekali ketik kata "HAARP" dan "gempa bumi" ke Google dan lihat hasilnya.

Masih mau dengar berita 'katanya' yang lain? Ini dia: Chemtrails. Pernah lihat garis-garis mirip awan putih di langit yang dihasilkan oleh pesawat terbang? Umumnya kita menganggap ini tidak berbahaya.

Namun kabarnya, pesawat terbang itu sebenarnya menyemprotkan bahan bahan kimia yang diperintahkan oleh sebuah pemerintahan jahat dengan niat buruk untuk mengubah cuaca, iklim, dan meracuni manusia.

Dan tentu saja, Bumi itu datar - dan berlubang di dalamnya.

Dan sebenarnya dunia berada di bawah kuasa manusia kadal.

Kita semua suka teori konspirasi

Apa Anda sekarang tertawa? Atau malah jadi kesal? Apa sih DW? Omong kosong.

Oke, kalau begitu, Anda jelas-jelas tidak mudah percaya pada teori konspirasi.

Memang tidak ada data pasti berapa orang yang percaya pada cerita-cerita konyol semacam ini. Kami juga tidak tahu apakah hari ini, pada tahun 2019 ini, jadi ada lebih banyak dari orang yang percaya teori macam ini daripada sebelumnya.

Bagaimanapun, teori konspirasi kasar seperti ini jadi lebih mudah diakses dengan adanya internet dan media sosial, kata para psikolog. Pengikut ide-ide ini merasa didukung, dan mereka tidak lagi merasa bagian dari minoritas.

Hasil eksperimen ilmiah juga menunjukkan bahwa para penyuka teori konspirasi ini memang gemar mempercayai hal-hal paling absurd. Ini mereka lakukan supaya bisa merasa jadi bagian dari lingkaran orang-orang dengan pengetahuan yang katanya bersifat elit dan eksklusif.

Alasan psikologis yang membuat banyak orang tidak percaya dengan pendaratan di bulan memang masih harus diteliti lebih lanjut. Namun salah satu pemicunya diketahui adalah sebuah buku aneh karya Bill Kaysing dari AS. Buku ini diterbitkan tahun 1976 dengan judul "Kita tidak pernah pergi ke Bulan."

Dan buku itu sukses. Banyak orang meyakini teori yang absurd itu. Padahal Kaysing bukanlah ilmuwan, teknisi, apalagi insinyur.

Dia adalah seorang penulis yang banyak menulis tentang pertanian, masak-memasak atau cara menghemat biaya pembayaran pajak. Dia menulis dengan bukti khayalan untuk menunjukkan bahwa pendaratan di bulan sebenarnya tidak pernah terjadi.

Empat teori terpopuler Kaysing:

1. Bendera berkibar

Kata teori konspirasi:

Dalam rekaman itu, bendera AS yang dikibarkan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin ke Bulan terhembus angin. Tetapi itu tidak mungkin, karena di sana tidak ada atmosfer.

Sains mengatakan:

Bendera itu tidak berkibar. Hanya bergerak ketika kedua astronot itu mengambilnya dan menancapkan ke permukaan Bulan. Di Bumi, atmosfer dengan cepat memperlambat osilasi seperti itu. Tetapi di Bulan yang tidak ada atmosfer - osilasi terus berlangsung lebih lama. Selain itu, ada penopang dipasang secara menyilang di bendera untuk memberi kesan angin bertiup.

2. Tidak ada bintang di foto

Kata teori konspirasi:

Pada gambar pendaratan itu tidak ada satu pun bintang terlihat. Jadi gambar ini pasti dibuat di studio.

Menurut sains:

Memang benar bahwa di bulan tidak ada atmosfer. Dan keadaan ini memungkinkan orang untuk melihat pemandangan fantastis berupa kosmos berbintang. Tetapi ketika para astronot selalu berada di bulan pada siang hari. Saat itu area permukaan bulan, pendaratan dan astronot sangat terang karena adanya cahaya matahari sehingga cahaya lemah dari bintang-bintang tidak terlihat.

3. Foto-foto terlalu sempurna

Kata teori konspirasi:

Kamera-kamera Hasselblad yang dibawa oleh para astronot di ketinggian setinggi dada dan tidak memiliki jendela bidik. Bagaimana mungkin mereka bisa mengambil foto yang begitu sempurna?

Kata sains:

Tidak semua gambar sempurna. Ada banyak gambar buram di arsip NASA. Hanya yang paling bagus lah yang diterbitkan. Selain itu, para astronot punya waktu untuk berlatih dengan kamera Hasselblad di Bumi. Lensa sudut lebar khusus yang mereka pakai dapat menyederhanakan fokus dan memungkinkan pengambilan gambar yang lebih besar.

4. Bayangan berjalan secara diagonal

Kata teori konspirasi:

Beberapa foto menunjukkan bayangan yang tidak berjalan paralel satu sama lain. Namun, dengan matahari sebagai satu-satunya sumber cahaya, semua bayangan seharusnya berjalan paralel. Tetapi tidak seperti itu kenyataannya. Karena itu pasti ada lampu sorot yang terlibat.

Kata sains:

Paralelisme adalah masalah perspektif. Garis-garis paralel pada permukaan tiga dimensi selalu tampak seolah-olah konvergen jika dicitrakan dua dimensi. Contohnya jalur kereta api. Dalam foto, jalur ini tampaknya menyatu menuju cakrawala, meski demikian, jalur ini dijamin selalu pararel. Hal ini terjadi di Bumi, juga di Bulan.

Belum cukup?

Ada poin-poin lain tentang debu, radiasi dan banyangan yang membuat orang tidak percaya dengan pendaratan di bulan. Tetapi sejauh ini tidak ada bukti yang dapat diandalkan yang mengatakan pendaratan di bulan adalah konspirasi.

Jadi intinya: Pendaratan di bulan itu terjadi, dan bahkan Soviet pun tidak meragukannya saat itu. Dan itu sangat berarti di era Perang Dingin.

Lagi pula, ada sekitar 400.000 orang bekerja di misi Apollo. Jadi ada cukup banyak saksi, dan salah satu dari mereka pasti akan berbicara.

Nah, bagaimana menurut Anda?

ae/yp (Penulis: Judith Hartl)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement