REPUBLIKA.CO.ID, PRIJEDOR -- Ratusan orang berkumpul untuk memakamkan 86 Muslim korban pembantaian di Prijedor oleh pasukan Bosnia Serbia pada awal 1990-an saat perang Bosnia, Sabtu (20/7). Sisa jasad para korban ditemukan pada 2017 di kuburan massal di Koriscanske Stijene, sebuah kawasan pegunungan di Bosnia tengah.
Sebagian korban adalah laki-laki dan kebanyakan remaja. Mereka ditemukan di dasar jurang, di sebuah lubang, dan ditutupi batu dalam jumlah yang banyak.
Korban ini merupakan bagian dari 200 warga sipil, terutama Muslim Bosnia. Namun, ada juga beberapa warga Katolik Kroasia yang sebelumnya ditahan di kamp penahanan di Trnopolje, Prijedor.
Pada 21 Agustus 1992, mereka dibawa dengan bus, secara resmi untuk pertukaran tahanan. Namun, saat konvoi tiba di Koriscanske Stijene, mereka diturunkan, diminta berbaris di pinggir jurang dan dieksekusi. Kronologi tersebut berdasarkan penuturan di pengadilan setempat terhadap pasukan Bosnia Serbia.
Kekejaman itu merupakan salah satu episode terkelam perang antaretnis di Bosnia pada 1992-1995. Perang itu merenggut 100 ribu nyawa.
Medina Garibovic (29 tahun) yang tinggal di Switzerland datang untuk menguburkan ayahnya Sefik Garibovic yang meninggal saat berumur 35 tahun. "Kami berpisah pada Mei 1992 di stasiun kereta Trnopolje (desa dekat Prijedor)," katanya dikutip dari Channel News Asia, Ahad (21/7).
"Ibu saya, saudari saya, dan saya awalnya pergi ke Slovenia. Ayah seharusnya bersama kami sepekan kemudian. Namun, dia dibawa ke kamp dan kami tidak pernah melihatnya lagi," ujarnya.
Sisa jasad Sefik Garibovic, seperti halnya Himzo Mrkalj, ditemukan saat penggalian 2017. "Pada penggalian pertama kami menemukan tulang dan dua gigi suami saya. Sekarang, kami menemukan lebih banyak sisa jasadnya sehingga kami memutuskan menguburkannya," ujar janda Mrkalj, Nasima Mrkalj (71).
Dia menambahkan, di satu sisi merasa puas, tetapi dia juga merasa sakit yang lebih kuat. Dia kini tinggal di Denmark.
Hingga saat ini, telah ditemukan dan diidentifikasi 181 korban pembantaian di Koriscanske Stijene. Menurut petugas dari Institut untuk Orang Hilang Bosnia Mujo Begic, jumlah tersebut termasuk 176 Muslim Bosnia dan lima warga Kroasia.
Setelah menguasai Prijedor pada April 1992, pasukan Serbia membunuh sekitar 3.200 orang, termasuk 250 perempuan dan ratusan anak-anak. Sekitar 650 orang masih hilang.