Senin 22 Jul 2019 13:43 WIB

Cina Diduga Buat Kesepakatan Rahasia dengan Kamboja

Cina disebut akan menempatkan pasukan di pangkalan angkatan laut Kamboja.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera Kamboja (Ilustrasi)
Bendera Kamboja (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Cina akan dapat menempatkan pasukannya di pangkalan angkatan laut Kamboja. Pada Senin (22/7), surat kabar Amerika Serikat (AS), Wall Street Journal melaporkan hal itu dapat dilakukan setelah Kamboja dan Cina melakukan kesepakatan rahasia. 

Kesepakatan itu diraih pada musim gugur lalu tapi tidak dipublikasikan kepada publik. Mengutip pejabat pemerintah AS dan sekutunya, Wall Street Journal melaporkan Cina dapat akses eksklusif untuk menjadi bagian dari Pangkalan Angkatan Laut Ream Kamboja di Teluk Thailand.

Baca Juga

Perjanjian semacam itu dapat membuat Cina meningkatkan kemampuan mereka untuk menegaskan klaim wilayah dan kepentingan ekonomi di Laut Cina Selatan, menentang sekutu-sekutu Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara. Wall Street Journal melaporkan pejabat Cina dan Kamboja membantah adanya kesepakatan tersebut. Dalam pernyataannya, Departemen Luar Negeri Kamboja membantah kesepakatan tersebut. 

Kementerian Luar Negeri Kamboja mengatakan mereka memiliki 'komitmen konstitusional kepada rakyatnya untuk melaksanakan kebijakan luar negeri yang independen', serta tidak akan menggangu stabilitas dan perdamaian di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).  

"Kami khawatir setiap langkah pemerintah Kamboja untuk mengundang kehadiran militer asing di Kamboja dapat mengancam koherensi dan sentralisasi ASEAN dalam mengkoordinasi pembangunan regional dan mengganggu perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara," kata Kementerian Luar Negeri Kamboja. 

Pada awal bulan ini, Departemen Pertahanan AS menyatakan mungkin Cina mencoba untuk mendapatkan pijakan militer di Kamboja. Hal itu mereka katakan dalam sebuah surat kepada pemerintah Kamboja dalam rangka menanyakan mengapa negara itu menolak tawaran untuk memperbaiki pangkalan angkatan laut mereka. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement