REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Seorang wartawan televisi terkenal berkebangsaan Prancis beserta awaknya ditangkap pada Senin (22/7) ketika sedang merekam aksi demo yang mengadang pelabuhan di terminal batu bara di Negara Bagian Queensland, di Australia timur laut.
Polisi membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan penahanan dan tuntutan terhadap orang-orang yang melanggar batas wilayah di terminal pelabuhan batu bara Abbot Point. Polisi belum memberikan keterangan rinci soal itu.
Wartawan bernama Hugo Clement, dan kru televisinya, sedang merekam film dokumenter lingkungan untuk France 2, menurut kelompok "Aksi Garis Depan untuk Batu Bara". Kelompok tersebut memimpin aksi penentangan di pelabuhan itu terhadap perusahaan India Adani Enterprises, yang menggali tambang batu bara yang kontroversial di Queensland.
Gambar dari kelompok pemrotes tersebut memperlihatkan Clement meringkuk di mobil van polisi sementara dua orang lainnya, yang satu membawa kamera video dan satu lainnya membawa kamera foto, digelandang polisi ke mobil. Media ABC melaporkan bahwa Clement dan krunya telah dibebaskan dengan jaminan dan akan menghadapi sidang pengadilan di Bowen pada awal September.
Tambang Carmichael dan proyek kereta milik Adani telah menjadi sasaran protes hampir selama sepuluh tahun. Namun, pihak penentang kehilangan suara pada Juni ketika perusahaan itu akhirnya mendapat persetujuan untuk mulai pembangunan.
Tim jurnalis Prancis itu merekam dua pengunjuk rasa yang sedang melakukan pengadangan terhadap jalan masuk ke terminal Abbot Point milik Adani, tempat perusahaan tersebut berencana mengekspor batu bara dari pertambangan, kata Amy, perwakilan Aksi Garis Depan untuk Batu Bara, yang hanya memberikan nama kecilnya.
Polisi mengatakan kepada wartawan bahwa mereka mengadang jalur rel kereta. Amy mengatakan polisi kemudian menangkap mereka dan bukannya meminta mereka untuk menyingkir dari jalan itu. Kedutaan Besar Prancis di Canberra belum memberikan komentar atas kejadian tersebut.
Adani, sang pemilik pelabuhan batu bara, mengatakan mengetahui ada aksi unjuk rasa tetapi tidak memberi komentar soal penahanan.
"Kami mendorong orang-orang untuk berpendapat berdasarkan fakta dan menjalankan protes secara sah dan aman, serta tidak menimbulkan risiko bagi mereka sendiri, bagi karyawan kami, kontraktor maupun anggota masyarakat yang lain," demikian isi pernyataan yang dikirim melalui email.