Selasa 23 Jul 2019 16:04 WIB

Trump Diminta Klarifikasi Soal Lenyapkan Afghanistan

Donald Trump menyebut bisa melenyapkan Afghanistan dalam 10 hari.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Peta Afghanistan, ilustrasi
Peta Afghanistan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Pemerintah Afghanistan meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklarifikasi pernyataannya yang mengatakan dapat memenangkan perang melawan negara tersebut dalam 10 hari. Kabul pun meminta Trump menjelaskan maksud pernyataannya bahwa dia dapat memusnahkan Afghanistan dari muka bumi.

“Negara Afghanistan tidak dan tidak akan pernah membiarkan kekuatan asing menentukan nasibnya,” kata istana kepresidenan Afghanistan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (23/7).

Trump mengutarakan pernyataan bahwa dia dapat melenyapkan Afghanistan adalah ketika bertemu Perdana Menteri Pakistan Imran Khan di Gedung Putih, Senin (22/7). Mereka mendiskusikan tentang konflik Afghanistan yang telah berlangsung selama hampir 20 tahun.

Pada kesempatan itu, Trump menegaskan bahwa negaranya bisa saja memenangkan peperangan di Afghanistan dalam waktu sepekan. “Afghanistan akan terhapus dari muka bumi dalam 10 hari. Saya tidak ingin menempuh jalan itu. Saya tidak ingin membunuh 10 juta orang, Afghanistan bisa saja terhapus dari muka bumi ini,” ucapnya.

Trump mengatakan Pakistan dapat membantu AS keluar dari konflik yang berpekepanjangan di Afghanistan. “Kami telah berada di sana selama 19 tahun, dan kami telah bertindak sebagai polisi, bukan tentara,” kata dia.

Dia mengapresiasi peran Pakistan dalam mendorong perundingan damai Afghanistan. Menurut Trump, sejumlah kemajuan telah tercapai dalam beberapa pekan terakhir.

AS diketahui merupakan sekutu Pemerintah Afghanistan dalam perang melawan kelompok Taliban. Namun, Washington telah menarik sejumlah pasukannya dari negara tersebut sebagai iktikad untuk mewujudkan perdamaian. Taliban memang menghendaki agar pasukan asing hengkang dari Afghanistan.

Awal Juli lalu, AS dan Taliban melanjutkan perundingan damai di Doha, Qatar. Utusan AS untuk Rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad mengatakan telah mencapai kemajuan substansial dalam pembicaraan tersebut.

Khalilzad mengungkapkan, kemajuan substantif dibuat pada empat poin utama perjanjian perdamaian, yakni jaminan kontra-terorisme, penarikan pasukan asing, partisipasi dalam dialog dan negosiasi intra-Afghanistan, serta gencatan senjata permanen dan komprehensif.

“Kami menghentikan pembicaraan hari ini untuk mendukung dialog intra-Afghanistan (konferensi intra-Afghanistan untuk perdamaian), tonggak penting dalam #AfghanPeaceProcess,” kata Khalilzad melalui akun Twitter pribadinya pada 6 Juli lalu.

Konflik sipil di Afghanistan telah berlangsung lebih dari satu dekade. Selama periode tersebut, menurut PBB, sebanyak 32 ribu warga sipil telah tewas dan 60 ribu lainnya mengalami luka-luka. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement