REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Pertahanan Cina menyatakan Amerika Serikat (AS) merusak stabilitas strategis global dengan memperluas pengeluaran pertahanan dan menjual senjata ke Taiwan, Rabu (24/7).
Kementerian membuat komentar tersebut dalam sebuah laporan. Mereka menyatakan masalah-masalah mengenai Taiwan menjadi lebih akut. Cina menggambarkan pasukan separatis kemerdekaan Taiwan tetap menjadi ancaman langsung terhadap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Departemen Luar Negeri AS menyetujui kemungkinan penjualan senjata 2,2 miliar dolar AS ke Taiwan. Kementerian mengatakan Cina tidak membuat janji meninggalkan penggunaan kekuatan di Selat Taiwan jika perlu.
Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan bulan lalu saat kemungkinan penjualan pertama kali dilaporkan mereka khawatir tentang penjualan senjata AS ke Taiwan. Mereka mendesak AS menghentikan penjualan untuk menghindari kerusakan hubungan bilateral.
Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA) Pentagon dalam sebuah pernyataan menyampaikan, penjualan senjata yang diminta oleh Taiwan, termasuk 108 General Dynamics Corp M1A2T tank Abrams dan 250 rudal Stinger, tidak akan mengubah keseimbangan militer dasar di wilayah itu. AS merupakan pemasok senjata utama ke Taiwan, yang dianggap Cina sebagai provinsi pemberontak. Cina tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk menjaga pulau itu di bawah kendalinya.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan pada Maret AS menanggapi positif permintaan Taipei untuk penjualan senjata baru. Ini untuk meningkatkan pertahanannya dalam menghadapi tekanan dari Cina. Washington tidak memiliki hubungan formal dengan Taiwan tetapi terikat oleh hukum untuk membantu menyediakan sarana mempertahankan diri.