REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan Iran akan mengamankan Selat Hormuz dan tidak akan membiarkan gangguan apapun dalam pengiriman di jalur perairan utama tersebut. Hal itu dikatakannya selama kunjungan ke Paris, menurut Kantor Berita IRNA.
Tiga diplomat senior Uni Eropa pada Selasa (23/7) mengatakan Prancis, Italia, Belanda, dan Denmark mendukung misi angkatan laut pimpinan Eropa untuk memastikan bahwa pengiriman melalui Selat Hormuz aman. Inggris mengusulkan gagasan itu pascapenyitaan tanker minyak berbendera Inggris oleh Iran.
"Iran akan melakukan upaya terbaiknya untuk mengamankan kawasan tersebut, terutama Selat Hormuz, dan tidak akan membiarkan gangguan apapun dalam pengiriman di wilayah sensitif ini," kata Araqchi kepada Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, seperti dilansir IRNA.
Araqchi kemudian bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron dan menyampaikan pesan Presiden Hassan Rouhani kepadanya.
"Mereka (Macron dan Araqchi) keduanya menekankan jalur diplomasi untuk menghadirkan perdamaian ke dunia," kata laporan IRNA.
Le Drian sebelumnya menuturkan bahwa Prancis sedang berkoordinasi meningkatkan keamanan maritim di Teluk dengan sejumlah ibu kota Eropa. Namun, berhenti sejenak untuk mendukung seruan misi angkatan laut dari Inggris guna memastikan pengiriman di kawasan tersebut aman.
Hampir seperlima minyak yang dikonsumsi secara global melintasi Selat Hormuz. Washington pada 9 Juli mengusulkan peningkatan upaya untuk melindungi perairan strategis di Iran dan Yaman, di mana AS menyalahkan Iran dan proksinya atas serangan tanker baru-baru ini. Iran membantah tuduhan tersebut.
"Ini bertentang dengan inisiatif Amerika yang soal tekanan maksimum untuk membuat Iran kembali pada sejumlah tujuan," kata Le Drian.