REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan siap melakukan negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi negaranya. Namun dia tak mengungkap secara gamblang pembicaraan apa yang dimaksud.
“Selama saya memiliki tanggung jawab untuk tugas-tugas eksekutif negara ini, kami sepenuhnya siap untuk negosiasi yang adil, sah, dan jujur untuk menyelesaikan masalah. Tapi pada saat yang sama kita tidak siap untuk duduk di meja penyerahan dengan nama negosiasi,” kata Rouhani pada Rabu (24/7).
Pernyataan Rouhani itu tampaknya mengacu pada kemungkinan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) terkait kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Washington diketahui telah hengkang dari kesepakatan tersebut pada Mei 2018.
Kendati demikian, Presiden AS Donald Trump mengatakan bersedia melakukan pembicaraan dengan Teheran. Namun hingga saat ini dia memang belum menunjukkan bahwa negosiasi akan berlangsung dalam waktu dekat.
Selain karena JCPOA, memanasnya hubungan antara Iran dan AS juga diakibatkan adanya peristiwa penembakan pesawat nirawak di Selat Hormuz. Pekan lalu, Trump mengatakan bahwa pesawat nirawak Iran telah ditembak jatuh oleh kapal perang USS Boxer di Selat Hormuz.
"Boxer mengambil tindakan defensif terhadap sebuah pesawat nirawak Iran yang telah mendekati jarak yang sangat, sangat dekat, sekitar 1.000 yard (914 meter), mengabaikan beberapa seruan untuk mundur, dan mengancam keamanan kapal serta awak kapal," kata dia.
Menurut Trump, pesawat nirawak itu pun seketika hancur. "Ini adalah yang terbaru dari banyak tindakan provokatif dan bermusuhan oleh Iran terhadap kapal yang beroperasi di perairan internasional. AS berhak membela personel, fasilitas, dan kepentingan kami," ujarnya.
Pada Juni lalu, Garda Revolusi Iran menembak jatuh pesawat nirawak AS, yakni RQ-4 Global Hawk. Pesawat tersebut dibidik setelah memasuki wilayah udara Iran. Namun AS mengklaim bahwa pesawatnya terbang di zona internasional.
Penembakkan Global Hawk membuat Trump gusar. Dia mengatakan Iran telah melakukan kesalahan besar. "Iran membuat kesalahan yang sangat besar!" ujarnya.