Kamis 25 Jul 2019 01:16 WIB

Serangan Bom di Thailand Selatan Tewaskan Empat Orang

Belum ada kelompok tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi Aksi Pengeboman
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Aksi Pengeboman

REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK -- Kelompok pemberontak melakukan serangan pengeboman di wilayah Thailand selatan yang mayoritas dihuni oleh umat Muslim. Juru bicara pasukan keamanan Pramote Prom-in mengatakan, dua tentara dan dua sukarelawan sipil bersenjata tewas akibat serangan pengeboman dan penembakan di pos pemeriksaan Provinsi Pattani, pada Selasa malam.

"Kami telah memberikan lebih banyak tekanan pada kelompok pemberontak, menghalangi akses mereka ke desa untuk merekrut lebih banyak orang. Tanpa akses itu mereka menggunakan cara biadab yang sama," kata Pramote, Rabu (24/7).

Pengeboman dan penembakan tersebut merupakan serangan paling mematikan di wilayah yang sebagian besar dihuni oleh etnis Melayu. Hingga saat ini belum ada kelompok tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Pramote tidak menghubungkan serangan tersebut dengan interogasi terhadap Abdullah Isamusa yang dibawa ke kamp militer dari kediamannya. Isamusa ditemukan tak sadarkan diri dengan cairan di otaknya. Isamusa yang merupakan tersangka kasus keamanan kini menjalani perawatan di rumah sakit.

Kemarahan di wilayah selatan meningkat karena tuduhan bahwa Isamusa telah dilecehkan dan dibiarkan terkena cedera otak. Kelompok pemberontak dan kelompok masyarakat sipil mengecam interogasi tersebut, sementara banyak orang di wilayah itu menyuarakan kemarahannya di media sosial.

"Kami sangat mengutuk tindakan pengecut yang tidak manusiawi ini, pelanggaran berat hak asasi manusia dan kelalaian selama proses interogasi," ujar Abu Hafez Al-Hakim dari kelompok pemberontak MARA Patani, yang sebelumnya telah melakukan pembicaraan damai.

Juru bicara pasukan keamanan menolak tuduhan penganiayaan dalam penyelidikan. Kini mereka sedang melakukan penyelidikan independen. Menurut Deep South Watch, pemberontakan di provinsi Yala, Pattani, dan Narathiwat telah merenggut nyawa hampir 7 ribu orang sejak 2004. Ketiga provinsi tersebut sebagian besar penduduknya beragama Budha.

Yala, Pattani dan Narathiwat adalah bagian dari kesultanan Muslim Melayu yang merdeka sebelum Thailand mencaplok mereka pada tahun 1909. Kelompok pemberontak menginginkan ketiga provinsi tersebut menjadi negara yang merdeka.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement