Kamis 25 Jul 2019 23:53 WIB

Inggris Kerahkan Kapal Perang ke Selat Hormuz

Kapal perang akan bertugas mendampingi kapal Inggris di Timur Tengah.

Kapal tanker berbendera Inggris Stena Impero di pelabuhan Iran Bandar Abbas, yang ditahan Garda Revolusi Iran saat berada di Selat Hormuz, Sabtu (20/7).
Foto: Tasnim News Agency/via AP
Kapal tanker berbendera Inggris Stena Impero di pelabuhan Iran Bandar Abbas, yang ditahan Garda Revolusi Iran saat berada di Selat Hormuz, Sabtu (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Keputusan Inggris untuk mengerahkan kapal perang guna mendampingi kapal berbendera Inggris di Timur Tengah akan menambah keamanan bagi kapal-kapal utama. Hal itu ditekankan oleh perhimpunan pelayaran Inggris pada Kamis (25/7).

Sebelumnya pada Kamis pagi, Pemerintah Inggris menyatakan satu kapal perangnya akan menemani kapal-kapal yang berbendera Inggris dalam melintasi Selat Hormuz untuk mempertahankan kebebasan pelayaran. Keputusan itu merupakan perubahan kebijakan karena Pemerintah Inggris sebelumnya menyatakan tidak memiliki sumber daya militer untuk menjalankan pendampingan.

"Tindakan ini akan memberikan keselamatan yang sangat diperlukan dan jaminan bagi masyarakat pelayaran kita pada masa yang tidak menentu ini," kata Bob Sanguinetti, keypala perhimpunan dagang UK Chamber of Shipping, di dalam satu pernyataan.

Inggris bersitegang dengan Iran setelah Garda Revolusi Iran menyita kapal tanker berbendera Britania Raya pada Jumat (19/7) lalu. Menurut Iran, kapal tanker itu bertabrakan dengan kapal nelayan. Inggris yakin penyitaan itu sebagai tindak balasan karena Angkatan Laut Inggris menyita kapal tanker Iran yang menyalahi sanksi Uni Eropa ke Suriah di Gibraltar.

Seperlima jalur perdagangan minyak dunia melewati selat sempit antara Iran dan Oman. Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengatakan, Iran harus mengerti aksi mereka hanya akan membuat semakin banyak militer negara-negara Barat menjajakan kaki mereka di kawasan.

"Dengan berat hati kami kami mengumumkan peningkatan kehadiran internasional di Teluk, karena fokus diplomasi kami adalah menurunkan ketegangan dengan harapan perubahan semacam ini tidak perlu dilakukan," kata Hunt, Selasa (23/7).

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement