Jumat 26 Jul 2019 22:51 WIB

Suriah Kutuk Keras Intervensi AS dan Turki di Negaranya

Intervensi AS dan Turki bisa menambah rumit krisis.

Warga Suriah memprotes pengakuan Presiden AS Donald Trump bahwa Dataran Tinggi Golan-Suriah merupakan bagian dari wilayah Israel, di Tartus, Suriah, Rabu (27/3).
Foto: SANA via AP
Warga Suriah memprotes pengakuan Presiden AS Donald Trump bahwa Dataran Tinggi Golan-Suriah merupakan bagian dari wilayah Israel, di Tartus, Suriah, Rabu (27/3).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS— Suriah dengan keras mengutuk berlanjutnya campur-tangan AS yang merusak dalam urusannya sebab hal itu bertujuan memperpanjang dan menambah rumit krisis.

Suriah juga dengan tegas menolak semua tindakan AS-Turki dan mencap kedua negara itu sebagai agresi nyata terhadap keutuhan wilayah dan kedaulatan Suriah.

Baca Juga

Satu sumber di Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah mengatakan kepada Kantor Berita SANA, Jumat (26/7) malam, di dalam satu pernyataan bahwa Suriah menyampaikan pengutukan kuat terhadap campur-tangan AS yang merusak dalam urusannya sebab itu bertujuan memperpanjang dan menambah rumit krisis.

Sumber itu menambahkan Suriah kembali menyampaikan penolakan tegas terhadap semua bentuk kesepakatan AS-Turki yang merupakan agresi nyata terhadap persatuan nasional dan keutuhan wilayah Suriah. Itu semua, katanya, adalah pelanggaran nyata terhadap prinsip Hukum Internasional dan Piagam PBB.

Sumber tersebut mengatakan dalih yang disampaikan oleh rezim Turki dalam agresinya terhadap Suriah dengan kedok melindungi keamanan nasionalnya disangkal oleh prilaku dan kebijakan rezim Ankara, yang telah menjadi dasar bagi terorisme.

"Suriah, yang telah menghadapi segala bentuk terorisme selama delapan tahun, kembali menegaskan upaya yang berlanjut untuk memburu sisa pelaku teror sampai mereka sepenuhnya dihapuskan dari semua wilayah Suriah dengan upaya yang dilancarkan guna menghadapi segala upaya separatis, yang mengancam keutuhan wilayah dan kedaulatan Suriah," tambah sumber tersebut.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement