REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kemajuan telah dibuat dalam mengurangi rokok dan penggunaan tembakau di dunia. Namun, pemerintah perlu berbuat lebih banyak untuk membantu sekitar 1,1 miliar perokok agar mereka bisa berhenti.
Penggunaan tembakau juga menurun secara proporsional di sebagian besar negara. Namun, pertumbuhan populasi berarti jumlah orang yang menggunakan tembakau tetap tinggi. "Berhenti merokok adalah salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan oleh siapapun untuk kesehatan mereka sendiri," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Jumat (26/7).
Ia mengatakan, pemerintah yang memberlakukan kebijakan antimerokok seperti menaikkan pajak rokok dan melarang iklan tembakau membantu menambah usia hidup masyarakatnya. Sebab, merokok dan penggunaan tembakau lainnya membunuh lebih dari 7 jua orang per tahun di seluruh dunia.
Saat ini, memang sudah ada negara yang menerapkan larangan iklan rokok, peringatan gamblang tentang pengemasan dan pengendalaian tembakau lainnya. Namun, banyak negara yang belum menerapkan kebijakan secara memadai.
Terkait hal ini, WHO mendesak pemerintah di dunia untuk melakukan upaya yang lebih besar untuk memperkenalkan enam langkah antitembakau yang disebut MPOWER. Langkah tersebut di antaranya adalah menawarkan layanan gratis bagi orang yang ingin berhenti merokok, melindungi orang dari asap tembakau, peringatan bahaya dalam bentuk grafis grafis, pajak tembakau yang lebih tinggi, dan larangan iklan rokok.