Sabtu 27 Jul 2019 05:39 WIB

Erdogan Ancam AS karena Dikeluarkan dari Program Jet Tempur

Turki akan beralih ke tempat lain jika Amerika Serikat tak menjual jet tempur F-35.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: AP Photo/Richard Drew
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki akan beralih ke tempat lain jika Amerika Serikat tak menjual jet tempur F-35. Ia menambahkan, Ankara berencana untuk mulai menggunakan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia pada April 2020.

"Apakah Anda tidak memberi kami F-35? Oke, lalu permisi, tetapi kami harus sekali lagi mengambil tindakan tentang masalah itu juga dan kami akan kembali ke tempat lain," kata Erdogan pada pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunannya di Ankara, dikutip Al Jazirah.

Baca Juga

AS mengatakan, pekan lalu pihaknya mengeluarkan sekutu NATO Turki dari program F-35, yang selama ini terancam. Sebab, Ankara telah membeli dan menerima sistem pertahanan rudal S-400 Rusia yang Washington anggap sebagai ancaman.

AS juga mengancam akan menjatuhkan sanksi pada Turki, meskipun Ankara telah mengabaikan peringatan itu. Secara terbuka Erdogan mengatakan, pada Jumat (26/7), tindakan Washington untuk memutuskan Ankara dari program F-35 tidak akan menghalangi pemenuhan kebutuhannya.

Erdogan menjelaskan, dia telah mengangkat masalah dengan rekannya dari AS, Donald Trump. Hal itu berawal dari pertemuan kedua pimpinan negara di KTT G20 di Jepang bulan lalu.

Erdogan berharap para pejabat AS akan "masuk akal" dalam masalah sanksi. Kemudian menambahkan, Turki mungkin juga mempertimbangkan kembali pembelian pesawat Boeing dari AS.

"Bahkan jika kita tidak mendapatkan F-35, kita membeli 100 pesawat Boeing canggih, perjanjian ditandatangani. Saat ini, salah satu pesawat Boeing telah tiba dan kami melakukan pembayaran, kami adalah pelanggan yang baik," jelas Erdogan.

Namun, lanjut dia, apabila keadaan terus seperti ini maka keadaan terus berlanjut. Ia pun harus mempertimbangkan kembali persoalan tersebut. Termasuk mempertimbangkan melakukan pembelian pesawat Boeing. "Pada musim semi mendatang, Insya Allah pada April 2020, kita akan dapat mulai menggunakan sistem ini," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement