Sabtu 27 Jul 2019 06:20 WIB

Gelombang Panas Eropa Bergerak ke Greenland

Udara panas di Greenland dapat menyebabkan rekor pencairan lapisan es.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ani Nursalikah
Seorang pria mendinginkan diri di tengah cuaca panas ekstrem Eropa di air mancur taman Lustgartendi Berlin, Jerman, Rabu (26/6).
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Seorang pria mendinginkan diri di tengah cuaca panas ekstrem Eropa di air mancur taman Lustgartendi Berlin, Jerman, Rabu (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Meteorologi Dunia PBB mengatakan udara panas yang memecahkan rekor cuaca di Eropa pekan ini tampaknya akan bergerak menuju Greenland. Hal ini diperkirakan dapat menyebabkan rekor pencairan lapisan es terbesar kedua di dunia.

Juru bicara Organisasi Meteorologi Dunia PBB, Clare Nullis mengatakan, udara panas yang bergerak naik dari Afrika Utara ini memecahkan rekor suhu Eropa pada Kamis (25/7) lalu. "Menurut perkiraan, dan ini yang memprihatinkan. Aliran atmosfer sekarang akan mengangkut panas itu menuju Greenland," kata Nullis.

Baca Juga

Ia mengatakan, pergeseran udara panas ini akan menghasilkan suhu yang tinggi dan mengakibatkan pencairan lapisan es di Greenland. "Kami belum tahu apakah itu akan mengalahkan level 2012 atau tidak, tetapi sudah dekat," kata Nullis.

Nullis menuturkan, pada Juli Greenland kehilangan 160 miliar ton es karena pencairan permukaan. Jumlah tersebut setara dengan 64 juta kolam renang berukuran olimpiade. Angka tersebut baru yang termasuk es di permukaan, belum yang meleleh di dalam laut.

Lapisan es Greenland mencakup 80 persen pulau dan telah berkembang selama ribuan tahun. Kubah es naik ke ketinggian 3.000 meter dan volume total lapisan es sekitar 2,9 juta kilometer kubik. Apabila leleh seluruhnya akan menaikkan permukaan laut global hingga tujuh meter.

Gelombang panas yang semakin sering ini, kata Nullis terjadi karena perubahan iklim akibat ulah manusia. "Apa yang kita lihat ini adalah catatan suhu tidak hanya rusak, tapi hancur," kata dia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement