REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Denmark menyatakan negara itu menyambut usul pemerintah Inggris untuk membuat misi angkatan laut pimpinan Eropa untuk memastikan keamanan pengiriman minyak melintasi Selat Hormuz, Jumat (26/7). Denmark juga akan mempertimbangkan kontribusi militer kelautan.
Inggris telah berupaya menyusun suatu misi di Hormuz setelah Iran menyita kapal berbendera Inggris. Inggris menyebut tindakan tersebut pembajakan negara. Prakarsa itu mendapat dukungan awal dari Denmark, Prancis dan Italia.
"Pemerintah Denmark memandang positif kemungkinan kontribusi untuk prakarsa semacam itu. Inisiatif ini akan memiliki jejak Eropa yang kuat," kata Menteri Luar Negeri Jeppe Kofod dalam sebuah pernyataan.
Dukungan berbeda dengan respons hangat ditunjukkan oleh sekutu Eropa untuk seruan Amerika yang serupa. Seruan itu pertama kali disampaikan di NATO pada akhir Juni, namun ditentang oleh Prancis dan Jerman.
Kedua negara itu khawatir aliansi militer pimpinan-AS akan terseret ke dalam kemungkinan konfrontasi dengan Iran. Denmark sebagai anggota Uni Eropa adalah salah satu negara pelayaran terbesar di dunia dan rumah bagi perusahaan pengiriman peti kemas terbesar di dunia, A.P. Moller-Maersk.
"Angkatan Laut Kerajaan Denmark kuat dan mampu dan akan dapat memberikan kontribusi secara aktif dan efektif untuk jenis pertempuran seperti ini," kata Menteri Pertahanan Denmark Trine Bramsen.
Keputusan akhir masih akan dibahas di parlemen.