Sabtu 27 Jul 2019 18:18 WIB

Hong Kong Kembali Memanas

Ribuan pengunjuk rasa menentang larangan aksi dari pihak kepolisian Sabtu (27/7).

Rep: Fergi B Nadira/ Red: Agung Sasongko
Unjuk rasa di Hongkong
Foto: BBC
Unjuk rasa di Hongkong

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Ribuan pengunjuk rasa menentang larangan aksi dari pihak kepolisian Sabtu (27/7). Para pengunjuk rasa berkumpul di Yuen Long, tempat anggota geng triad menyerang pengunjuk rasa dan penumpang kereta di sebuah stasiun Mass Transit Railway (MTR), Ahad pekan lalu.

Pihak kepolisian menolak mengizinkan aksi demonstrasi di kota itu dengan alasan keamanan. Seperti diketahui, polisi secara luas dikritik demonstran karena gagal melindungi masyarakat dari serangan geng triad di MTR, Yuen Long pekan lalu.

Baca Juga

Meski larangan telah ditegaskan, para aktivis terus maju pada Sabtu (27/7) pukul 16.45. Ribuan orang berkumpul di tengah teriknya matahari. Banyak dia antaranya meneriakkan slogan-slogan yang menentang pihak kepolsiian.

Warga mengatakan, kehadiran polisi meningkat di wilayah Yuen Long pada hari sebelumnya yang berniat menjaga ketertiban. Benteng tambahan polisi juga ditempatkan di sekitar kantor polisi distrik Yuen Long. Polisi merekam para demonstran yang menyemut di dalam stasiun dari atap.

"Mereka gagal!," kata seorang pemrotes, Kevin yang mengenakan kaos merah memaksa masuk gerbang yang dibarikade polisi.

"Mereka sengaja membiarkan geng triad memukuli para pengunjuk rasa untuk membalas dendam pada kita. Kami di sini untuk memberi mereka pelajaran," katanya berteriak ke arah polisi.

Pekan lalu, sekitar 100 pria dengan baju putih menyerbu stasiun MTR Yuen Long. Penyerangan terjadi ketika pengunjuk rasa pulang dari aksi demonstrasi di wilayah pusat Hong Kong. Aksi demonstran di tengah kota itu telah merusak Kantor Penghubung China, simbol utama otoritas Beijing atas bekas jajahan Inggris itu.

Geng yang diduga sebagai geng triad menyerang para pemrotes berpakaian hitam yang kembali dari tengah kota Hong Kong, warga biasa yang lewat, wartawan dan anggota parlemen dengan pipa dan pentungan. Akibatnya sebanyak 45 orang mengalami luka, dan satu orang mengalami luka serius.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement