REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Pemerintah Iran disebut telah menolak kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo. Hal itu diungkap Pompeo pada Senin (29/7).
“Saya baru-baru ini menawarkan untuk melakukan perjalanan ke Teheran dan berbicara langsung kepada rakyat Iran. Pemerintahan (Iran) belum menerima tawaran saya,” kata Pompeo melalui akun Twitter pribadinya.
Pompeo agak heran mengapa tawarannya untuk berkunjung ke Iran ditolak. Sebab, AS tak melakukan hal demikian saat Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif berkunjung ke negaranya untuk menghadiri agenda pertemuan PBB beberapa waktu lalu.
“Kami tidak cemas Zarif datang ke Amerika di mana dia menikmati hak untuk berbicara secara bebas. Apakah fakta-fakta rezim (pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali) Khamenei begitu buruk sehingga dia tidak bisa membiarkan saya melakukan hal yang sama di Teheran? Bagaimana jika rakyatnya mendengar kebenaran, tanpa filter, tanpa ringkasan?” kata Pompeo.
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Pompeo pernah mengatakan bahwa dia bersedia tampil di stasiun televisi Iran untuk menjelaskan mengapa AS menjatuhkan sanksi kepada Teheran. “Saya akan menyambut baik kesempatan untuk berbicara langsung kepada rakyat Iran tentang apa yang dilakukan kepemimpinan mereka dan bagaimana hal itu telah merugikan Iran,” ucapnya.
Pertengahan Juli lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan negaranya tak berusaha menggulingkan kepemimpinan Iran. Dia mengklaim telah banyak membuat kemajuan untuk meredakan ketegangan antara kedua negara tersebut.
“Kami tidak mencari perubahan rezim (Iran). Kami sama sekali tidak mencari perubahan itu. Kita akan lihat apa yang terjadi, tapi banyak kemajuan telah dibuat,” kata Trump.
Trump tak menjelaskan kemajuan seperti apa yang telah dibuat dengan Teheran. Namun, Pompeo sempat mengatakan pada pertemuan kabinet bahwa Iran telah menyatakan siap bernegosiasi mengenai program rudalnya.
Meskipun menyatakan telah membuat kemajuan, AS masih mempertahankan posisinya. “Mereka (Iran) tak dapat memiliki senjata nuklir. Mereka tidak dapat menguji rudal balistik,” ujar Trump.