Senin 29 Jul 2019 16:51 WIB

Pejabat Cina Tuding Politisi Barat Panasi Situasi Hong Kong

Politisi Barat dituding ingin mengganggu pembangunan Cina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pengunjuk rasa berkumpul di Hong Kong International Airport, Jumat (26/7). Mereka menuntut reformasi demokrasi dan penarikan RUU ekstradisi.
Foto: AP Photo/Vincent Yu
Pengunjuk rasa berkumpul di Hong Kong International Airport, Jumat (26/7). Mereka menuntut reformasi demokrasi dan penarikan RUU ekstradisi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru bicara Kabinet Hong Kong dan Makau pemerintah Cina Yang Guang mengatakan beberapa politisi Barat sengaja memanasi situasi di Hong Kong. Menurut dia, hal itu dilakukan dengan harapan dapat mengganggu pembangunan Cina secara keseluruhan. 

Yang mengatakan upaya semacam itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Sebab, Beijing tidak akan menoleransi intervensi asing dalam urusan bekas kolonial Inggris tersebut.

Baca Juga

Ia tidak menyebutkan individu atau negara mana pun. Namun, ia mengungkapkan keprihatinannya dalam 'pernyataan-pernyataan yang tidak bertanggung jawab'. Yang khawatir pernyataan-pernyataan itu mendorong pengunjuk rasa untuk melakukan kerusuhan. 

Komentar tersebut diungkapkan dalam sebuah konferensi pers pada hari Senin (29/7) ketika Hong Kong sedang mengalami krisis politik berkepanjangan. Para demonstran di daerah otonomi khusus China itu menuntut demokrasi yang lebih besar dan pertanggungjawaban pemerintah atas brutalitas polisi kepada pengunjuk rasa. 

Pada hari Senin ini, polisi Hong Kong kembali bentrok dengan ribuan pengunjuk rasa ketika para demonstran berusaha masuk kantor perwakilan utama Cina. Kantor perwakilan Cina menjadi target utama bagi unjuk rasa yang didominasi oleh anak muda itu. 

Mereka marah atas intervensi Cina terhadap politik dan hukum Hong Kong. Dalam aksi demo lanjutan pada Ahad (28/7) lalu, ribuan warga Hong Kong memadati jalan utama. 

Mereka mengenakan pakaian hitam dan meneriakkan slogan-slogan anti-polisi. Beberapa warga memegang spanduk bertuliskan, "We rise as one, we fight as one" dan "Stop violence". 

Ribuan pengunjuk rasa menuju ke distrik perbelanjaan Causeway Bay, sementara ribuan lainnya bergerak ke Kantor Penghubung Pemerintah Cina. Ratusan polisi anti-huru hara telah berjaga ketat di sekeliling kantor penghubung tersebut. 

Namun, bentrokan tak dapat dihindarkan ketika para pengunjuk rasa memaksa masuk ke kantor perwakilan pemerintah Cina. Polisi akhirnya menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk mengendalikan kerumunan massa. 

Setidaknya 23 orang terluka dalam kejadian tersebut. Polisi juga menangkap 11 demonstran. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement