REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah negara di Eropa diterjang gelombang panas yang berasal dari Afrika Utara. Saat ini, gelombang panas tersebut tengah bergerak menuju Greenland, Denmark.
Dilansir dari Live Science, gelombang panas dapat mencairkan miliaran ton es yang berada di sana. Jika hal tersebut terjadi, pada Juli 2019 akan menjadi waktu di mana es mencair paling banyak di Greenland.
"Ketika gelombang panas ini berada di Greenland, kemungkinan akan menyebabkan puncak terbesar dari mencairnya es di sana," ujar peneliti National and Ice Data Center (NSIDC), Twila Moon di Boulder, Colorado, Amerika Serikat.
Berdasarkan data dari World Meteorological Organization (WMO), sebanyak 80 miliar ton es di Greenland mencair pada Juni 2019. Sedangkan pada Juli 2019, wilayah tersebut telah kehilangan es sebanyak 170 miliar ton es, dan akan terus meningkat hingga akhir bulan.
Menurut salah satu petinggi di bidang lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Joyce Msuya, mengatakan cairnya es di Greenland telah terjadi sejak 2006. Setiap tahunnya, jumlah es yang mencair semakin banyak dan hal itu dapat mengganggu iklim global.
"Penanganan serius terkait permasalah iklim harus segera dilakukan untuk menjauhkan kita dari titik kritis, bahkan hal yang lebih buruk dapat terjadi di Bumi, lebih dari yang kita bayangkan sebelumnya," ujar Msuya.
Diketahui, sejumlah negara di Eropa dilanda gelombang panas pada pekan lalu. Para ilmuwan memperkirakan, gelombang panas yang memecahkan rekor suhu tertinggi itu disebabkan oleh perubahan iklim.
Kehadiran gelombang panas ini pada Juni lalu diluar prediksi banyak pihak. Sebab, gelombang panas yang lebih tingga empat derajat celcius dari biasanya itu, tiba lebih awal dan lebih panas.
Bahkan di sejumlah negara, rekor suhu terpanas dipecahkan oleh gelombang panas pada akhir Juni itu. Seperti di Prancis pada Jumat lalu, suhu di Gallargues-le-Montueux, Prancis Selatan, lebih tinggi 1,5 derajat dari dari rekor suhu terpanas sebelumnya.
Kenaikan suhu yang memecahkan rekor itu juga terjadi di Swis, Austria, Jerman, dan Spanyol. Secara global, memang pada Juni lalu adalah rekor suhu tertingi di Eropa.