REPUBLIKA.CO.ID, JERICHO -- Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat mengatakan penguasa pendudukan Israel secara efektif telah menghancurkan dan mengakhiri semua kesepakatan yang ditandatangani, Senin (29/7).
Ia mengatakan selama satu pertemuan dengan satu delegasi anggota gereja Amerika dan profesor universitas Eropa dan Amerika di Jericho (Ariha), Israel berusaha memberlakukan ketentuan baru rujuk untuk mencengkeram dan mengonsolidasikan pendudukan serta upaya untuk mengganti prinsip dua negara dengan perbatasan 1967. Israel berusaha memaksakan persetujuan dan penerimaan berlanjutnya pendudukan, untuk mengesahkan apartheid.
Erekat menekankan kepatuhan PLO pada hukum internasional, keabsahan internasional dan gagasan perdamaian Arab, sebagaimana tercermin dalam visi yang diajukan oleh Presiden Mahmoud Abbas ke Dewan Keamanan PBB pada 20 Februari 2018.
Pejabat PLO tersebut menyerahkan kepada kedua delegasi penjelasan luas dan terperinci mengenai situasi saat ini di lapangan akibat berlanjutnya pendudukan Israel dan semua kejahatannya. Israel telah membongkar puluhan rumah orang Palestina, melakukan pembersihan etnis, perampasan tanah, penghukuman mati tanpa pengadilan, pengepungan dan penutupan, penolakan terhadap semua kesepakatan yang telah ditandatangani, dan desakan mengenai pemaksaan yang tak bisa diubah di lapangan dengan dukungan langsung dan penuh dari pemerintah AS.