REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA -- Parlemen India menyetujui undang-undang untuk mengakhiri praktik perceraian Muslim dengan "talak tiga". UU itu disetujui setelah MA India memutuskan hal tersebut melanggar hak konstitusional perempuan Muslim.
Seperti dilansir Aljazirah, Majelis Tertinggi di Parlemen India atau Rajya Sabha, pada Selasa (30/7) mengeluarkan aturan perlindungan hak atas perkawinan dengan 99 suara perlemen. Sehingga jika talak tiga itu dipraktekan dapat dijatuhi hukuman penjara selama tiga tahun.
Perdana Menteri India Narendra Modi melalui akun Twitternya mengatakan RUU tersebut merupakan kemenangan bagi wanita India. Karena dapat menghindarkan pelecehan terhadap kehormatan kaum perempuan.
"Sebuah kebiasaan kuno dan abad pertengahan akhirnya kini tinggal 'sampah sejarah'! Ini adalah kemenangan keadilan gender dan untuk kesetaraan dalam masyarakat. India bersukacita hari ini!" katanya di Twitter.
An archaic and medieval practice has finally been confined to the dustbin of history!
Parliament abolishes Triple Talaq and corrects a historical wrong done to Muslim women. This is a victory of gender justice and will further equality in society.
India rejoices today!
— Narendra Modi (@narendramodi) July 30, 2019
Menteri hukum India Ravi Shankar mengatakan, persetujuan RUU mencerminkan pemberdayaan perempuan dan profil perubahan India.
Talak Tiga merupakan praktek di mana seorang pria Muslim bisa menceraikan istrinya dengan hanya mengucapkan "talak" kata arab untuk perceraian sebanyak tiga kali. Hal ini meluas di kalangan Muslim India.