REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno LP Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Wang Yi, State Councilor atau Menlu Cina Wang Yu, di sela pertemuan ASEAN, Selasa (30/7). Salah satu hal yang dibahas adalah soal upaya bersama antara Indonesia dan China menyelesaikan permasalahan pengantin pesanan (mail-order brides).
Retno menekankan pentingnya isu tersebut dapat segera ditangani dan pencegahan dapat dilakukan sehingga tidak menimpa korban baru. Retno juga menyampaikan dirinya telah memanggil Duta Besar China di Jakarta. Sementara Dubes RI di Beijing juga telah bertemu dengan Dirjen Konsuler Kemlu China guna menyampaikan isu yang sama.
"Saya baru saja bertemu dengan delapan korban perdagangan orang di Pontianak, Kalimantan. Para korban menyampaikan bahwa mereka direkrut oleh agen yang memberikan informasi palsu. Sebagian dari mereka mengalami kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual serta tidak diberikan makanan yang mencukupi," ujar Menlu Retno kepada Menlu Wang Yi dalam rilis pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (31/7).
Sebagai upaya penyelesaian, Menlu Retno mengusulkan tiga hal. Pertama, agar 18 korban yang sudah berada di KBRI (Kedutaan Besar) Beijing dapat segera difasilitasi pemulangannya.
Kedua, adanya pemrosesan dokumen legalisasi pernikahan campuran di Kedubes China. Menlu mengimbau China dapat melakukan pemeriksaan yang lebih teliti. Hal itu juga telah dimintakan oleh Menlu Retno kepada otoritas di Indonesia.
"Ketiga, kerja sama untuk pemberantasan TPPO," ujar Menlu Retno. Menlu Retno menyampaikan beberapa tersangka sudah ditangkap di Indonesia. Sehingga menurutnya perlu kerja sama pemerintah China untuk dapat melakukan penegakan hukum menangkap para agen yang beroperasi di China.