REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) mendukung inisiatif komunitas internasional untuk menjaga keamanan dan stabilitas di Selat Hormuz. Ia menilai hal itu penting dilakukan mengingat Hormuz merupakan jalur strategis pengiriman minyak.
“Inisiatif internasional tentang keamanan Selat Hormuz adalah sinyal eksplisit dari (komitmen) komunitas internasional untuk memastikan keselamatan navigasi dan energi wilayah kita bagi dunia,” kata Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash melalui akun Twitter pribadinya, Rabu (31/7).
Dia menegaskan UEA selalu mendukung inisiatif yang bertujuan menciptakan keamanan dan menghindari konflik di kawasan. “Kami menyadari stabilitas hanya diterapkan melalui alat diplomasi, penghormatan terhadap kedaulatan, dan non-intervensi,” ujar Gargash.
Perwakilan Inggris, Prancis, Amerika Serikat (AS), dan negara Eropa lainnya dijadwalkan bertemu di Bahrain pada Rabu sore waktu setempat. Mereka hendak membahas keamanan maritim di sekitar Selat Hormuz.
Pada Selasa lalu, delegasi UEA melakukan kunjungan ke Iran. Kedua negara yang biasanya bersitegang itu ingin mendiskusikan keamanan maritim di kawasan Teluk. Iran's Students News Agency (ISNA) melaporkan terdapat beberapa topik yang hendak dibahas, antara lain masalah perbatasan, entri ilegal, dan koneksi maritim.
Seorang pejabat Iran mengungkapkan memang ingin meningkatkan hubungan dengan UEA. "Iran selalu memberikan kepentingan ekstrem bagi keamanan Teluk Persia dan membutuhkan kerja sama di antara semua negara Teluk Persia," kata dia.
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan kawasan Teluk dibekap ketegangan. Pertama adalah perselisihan antara Iran dan Amerika Serikat terkait kesepakatan nuklir. Teheran telah berulang kali memperingatkan akan memblokir ekspor melalui jalur air jika Washington berusaha mencekik ekonominya.
Kedua adalah penyerangan terhadap sejumlah kapal tanker di Selat Hormuz. AS menuding Iran menjadi dalang di balik aksi tersebut, tapi tuduhan itu telah dibantah. AS dan Eropa pun berencana membentuk koalisi patroli untuk melindungi kapal dagang serta tanker yang melintasi Selat Hormuz. Ketegangan di sana juga terjadi karena adanya aksi penembakan terhadap kapal nirawak atau drone milik AS dan Iran.