Rabu 31 Jul 2019 18:52 WIB

Iran Siap Jalin Dialog dengan Saudi

Hubungan Iran-Saudi diperkeruh dengan peristiwa penyerangan kapal tanker Saudi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Angkatan Laut AS mengatakan anggota AL Garda Revolusi Iran memindahkan sebuah ranjau magnet dari dekat tanker Kokuka Courageous milik Jepang. Foto diambil dari helikopter AL AS.
Foto: U.S. Department of Defense via AP
Angkatan Laut AS mengatakan anggota AL Garda Revolusi Iran memindahkan sebuah ranjau magnet dari dekat tanker Kokuka Courageous milik Jepang. Foto diambil dari helikopter AL AS.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran mengaku siap menjalin dialog dengan Arab Saudi. Hal itu akan dilakukan bila Saudi bersedia.

"Jika Arab Saudi siap untuk berdialog, kami selalu siap berdialog dengan tetangga kami," kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, Rabu (31/7).

Baca Juga

Dia mengungkapkan Iran tak pernah menutup diri kepada negara-negara tetangga yang ingin berdialog dengannya. "Kami tidak akan pernah menutup pintu untuk berdialog dengan tetangga kami," ucapnya.

Hubungan antara Iran dan Saudi memang tak terlalu harmonis. Kondisi itu diperkeruh dengan peristiwa penyerangan kapal tanker Saudi di Selat Hormuz pada 12 Mei lalu. Saat itu, kapal berbendera Norwegia dan Uni Emirat Arab (UEA) turut menjadi sasaran.

Saudi, Norwegia, dan UEA telah melakukan penyelidikan awal secara bersama. Hasil laporan itu telah dipresentasikan ke Dewan Keamanan PBB pada awal Juni lalu.

Dalam laporan itu disebutkan kapal tanker mereka kemungkinan diserang menggunakan ranjau limpet. Ranjau itu secara magnetis melekat pada lambung kapal masing-masing.

Menurut laporan awal ketiga negara, ranjau itu ditempelkan oleh penyelam terlatih yang dikerahkan dari kapal cepat. UEA meyakini dibutuhkan informasi intelijen tingkat tinggi untuk melakukan serangan semacam itu. Sebab pengetahuan mendetail tentang desain kapal diperlukan agar ledakan ranjau tak sampai mengakibatkan kapal tenggelam.

Dalam laporan tersebut, ketiga negara belum mencantumkan identitas negara yang mengatur serangan tersebut. Kendati demikian, Duta Besar Saudi untuk PBB Abdallah al-Mouallimi meyakini Iran adalah dalangnya. "Kami yakin tanggung jawab atas serangan ini ada di pundak Iran," ujarnya seusai mempresentasikan laporan awal di Dewan Keamanan PBB, dikutip The Guardian.

Saudi menyatakan serangan terhadap kapal tanker di dekat Selat Hormuz mengancam keamanan navigasi internasional dan pasokan minyak dunia. Oleh sebab itu, Dewan Keamanan PBB harus segera mengambil sikap atas peristiwa tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement