Jumat 02 Aug 2019 07:55 WIB

17 Ribu Warga Bangladesh Terserang Demam Berdarah, 14 Wafat

Wabah demam berdarah terburuk sepanjang sejarah Bangladesh.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Nashih Nashrullah
 Nyamuk Aedes aegypti penyebab visrus zika.
Foto: Reuters/ Paulo Whitaker
Nyamuk Aedes aegypti penyebab visrus zika.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA – Rumah sakit di Dhaka, Bangladesh dipenuhi pasien yang terserang demam berdarah. Negara padat penduduk ini pun sedang berjuang melawan wabah penyakit tersebut yang dinilai terburuk dalam sejarahnya.

Kementerian Kesehatan Bangladesh mencatat, lebih dari 1.400 orang telah didiagnosis menderita demam berdarah dalam 24 jam terakhir, Kamis (1/8), sebagaimana dilansir  Channel News Asia

Baca Juga

Sementara itu, setidaknya 14 orang telah meninggal dunia dan lebih dari 17 ribu jiwa terserang virus tersebut sejak epidemi pertama yang tercatat pada tahun 2000 lalu.

Menteri Kesehatan Bangladesh, Zahid Maleque, mengatakan seluruh rumah sakit yang ada di Ibu Kota Bangladesh, yakni Dhaka menjadi wilayah paling parah. Sebab, lebih dari 20 juta warga di sana berjuang untuk mendapatkan perawatan dengan gejala seperti demam tinggi, muntah, dan nyeri sendi.

“Pemerintah telah meluncurkan inisiatif untuk mengendalikan penyebaran penyakit yang ditularkan nyamuk ini. Mulai dari kampanye kesadaran hingga upaya untuk membunuh larva nyamuk. Kita perlu upaya bersama untuk mengatasi krisis ini,” kata Zahid.

Demam berdarah adalah penyakit yang umum ditemukan di Asia Selatan. Terutama selama musim huja yang berlangsung dari Juni hingga September. Tidak ada perawatan khusus untuk menangani penyakit ini. Tetapi dengan deteksi dini dan akses ke perawatan medis yang tepat, kurang dari satu persen penderita demam berdarah meninggal karena virus tersebut. 

Secara global, jumlah kasus demam berdarah turun pada 2017-2018. Namun, mengalami peningkatan tajam pada 2019. Terutama di Australia, Kamboja, Cina, Laos, Malaysia, Filipina, Australia, Singapura, dan Vietnam.

Virus demam berdarah disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti yang berkembang pesat seiring dengan urbanisasi dan globalisasi. Karena perkembangan di kota-kota megatropis dan mudah menyebar pada benda-benda yang menampung genangan air.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement