Jumat 02 Aug 2019 08:55 WIB

Hapus Logo Halal, Pengamat: Indonesia Harus Ingatkan Cina

Penghapusan logo halal dinilai membatalkan argumentasi Cina.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Cina
Foto: VOA
Cina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Cina memerintahkan restoran dan kedai makanan menghapus logo halal dalam tulisan arab, dan simbol-simbol lainnya yang terkait dengan Islam. Hal itu merupakan upaya pemerintah untuk memperkuat identitas Cina di negara tersebut.

Pengamat Politik Internasional Arya Sandhiyudha menilai pelarangan simbol agama justru akan membatalkan argumentasi China yang mengatakan bahwa diskriminasi terhadap Muslim, hanya dikhususkan ke etnis Uighur. Sebab nyatanya diskriminasi juga berlaku terhadap Muslim etnis lain di China, bahkan agama lain.

Baca Juga

"Kebangkitan China selama ini dikenal dengan soft power, karena tidak pernah terlibat dalam konflik atau perang besar antarnegara. Akan tetapi, apabila benar terjadi kasus tersebut, kesan soft power itu akan luntur," ujar Arya kepada Republika.co.id, Kamis (1/8).

Meski terjadi di domestik, seperti di Xinjiang menurut Arya ketika terjadi kepada sebuah entitas keyakinan keagamaan tertentu itu akan memberi pesan mendunia. Ia menyontohkan tesis "Benturan antar-Peradaban (clash of civilization)" karya Samuel Huntington, salah satunya antara China dan Muslim.

"Kita sebagai warga dunia mesti berupaya membaliknya agar tidak terjadi. Indonesia harus memperingatkan China terhadap insiden sensitif yang mungkin belum disadarinya akan punya efek global," katanya.

Baru-baru ini beredar berita pihak berwenang di ibu kota Cina memerintahkan restoran halal dan kedai makanan untuk menghapus tulisan Arab dan simbol-simbol yang terkait dengan Islam.

Karyawan di 11 restoran dan toko di Beijing yang menjual produk halal dan dikunjungi oleh Reuters dalam beberapa hari terakhir, mengaku para pejabat Cina meminta untuk menghapus gambar atau simbol yang berhubungan dengan Islam, seperti bulan sabit dan kata "halal" yang ditulis dalam bahasa Arab.

Kampanye larangan oleh Pemerintah Cina mencakup penghapusan kubah gaya Timur Tengah di banyak masjid di seluruh negeri demi dominasi pagoda gaya Cina. Cina, rumah bagi 20 juta Muslim, secara resmi menjamin kebebasan beragama. Namun, pemerintah berkampanye untuk membawa ideologi Partai Komunis.

Bukan hanya Muslim, pihak berwenang Cina juga telah menutup banyak gereja Kristen, dan menghancurkan beberapa gereja yang dianggap ilegal oleh pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement