REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Seorang pengusaha di India mendapat teguran dari pihak kepolisian karena menolak menerima paket makanan dari kurir beragama Islam. Pengusaha beragama Hindu itu terancam dijatuhi hukuman jika terbukti mengulangi kesalahan yang sama dalam kurun waktu enam bulan.
“Kami telah mengirim pemberitahuan kepada Amit Shukla untuk Tweetnya. Dalam enam bulan ke depan, jika ia kembali memposting Tweet seperti itu atau melakukan tindakan yang bertentangan dengan prinsip dasar konstitusi, maka itu akan dianggap sebagai pelanggaran kepercayaan dan dia akan dikirim ke penjara,” ujar Amit Singh, perwira polisi senior di Madhya Pradesh, India tengah, dilansir dari Aljazirah, Sabtu (3/ 8).
Kontroversi penolakan itu dimulai awal pekan ini ketika Shukla (40 tahun) bercerita melalui cuitannya bahwa ia membatalkan pesanannya dari aplikasi pengiriman makanan, Zomato, karena telah menugaskan seorang pengemudi non-Hindu.
"Baru saja saya membatalkan pesanan di Zomato," cuit Shukla. “Mereka mengalokasikan pengendara non-Hindu untuk makanan saya. Mereka mengatakan mereka tidak bisa mengganti pengendara dan tidak bisa mengembalikan uang pembatalan,” tulis pengusaha asal kota Jabalpur di Madhya Pradesh itu.
Cuitan Shukla pun viral setelah Zomato menanggapi secara resmi. "Makanan tidak memiliki agama. Itu bukan agama," tulis pendiri Zomato, Deepinder Goyal. “Kami bangga dengan gagasan India, dan keragaman pelanggan dan mitra kami yang terhormat. Kami tidak menyesal kehilangan bisnis apa pun yang menghalangi nilai-nilai kami,” sambung Goyal dalam cuitan yang sama.
Tanggapan Zomato ini bahkan telah di-retweet hampir 30 ribu kali dan disukai oleh lebih dari 90 ribu pengguna Twitter. Ketika kontroversi meningkat dengan banyak orang di Twitter menyerukan pihak berwenang untuk bertindak, polisi di Madhya Pradesh menjatuhkan denda kepada Shukla sebesar 144 dolar AS. Namun setelah viral, Shukla justru menghapus akun Twitternya.