Presiden Cina Xi Jinping yang juga penggemar berat sepakbola sekarang mencanangkan program pelatihan sepakbola sejak taman kanak-kanak dengan ambisi agar Cina menjadi kekuatan superpower sepak bola pada 2050.
Beijing sudah menyetujui pembentukan tiga ribu TK dalam usaha mendapatkan bakat pemain bola Cina, dengan kelompok pertama guru-gurunya akan menjalani pelatihan minggu ini.
Menurut kantor berita Cina, Xinhua, lebih dari 400 guru TK dan kepala sekolah dari 30 provinsi akan dilatih oleh staf dari Asosiasi Sepakbola Inggris di Kota Dalian.
Presiden Xi Jinping sudah pernah mengutarakan ambisinya agar Cina bisa lolos ke putaran final Piala Dunia sepakbola, atau menjadi tuan rumah dan bahkan menjadi juara Piala Dunia tahun 2050.
Dia juga sudah membuat pengembangan sepakbola sebagai prioritas bagi Cina.
Cetak biru yang diterbitkan pemerintah pada 2016 adalah untuk meningkatkan jumlah pemain sepak bola di Cina menjadi 50 juta orang dalam masa 10 tahun, termasuk 30 juta di antaranya siswa.
Cina juga sudah menghabiskan banyak dana di bidang sepakbola dalam beberapa tahun terakhir, dengan mendatangkan para bintang dan pelatih kaliber internasional.
Beberapa bulan lalu, pemain kelahiran London Nicholas Yennaris--yang di Cina dikenal dengan nama Li Ke--menjadi pemain asing yang masuk ke timnas Cina lewat proses naturalisasi.
Saat ini, tim sepakbola pria Cina berada di peringkat 71 dari 211 negara, dan pernah lolos ke putaran final Piala Dunia tahun 2002.
Sebagaii perbandingan peringkat Australia adalah 46 dunia.
Tim sepakbola putri Cina memiliki peringkat lebih bagus, saat ini peringkat 16 dari 158 negara, dan menjadi finalis Piala Dunia tahun 1999.
Cina bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2030
Walau mungkin masih terlalu jauh bagi ambisi Cina untuk menjadi juara Piala Dunia, namun peluang untuk menjadi tuan rumah lebih realistis.
Cina bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2030 bila Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) memngubah aturan yang mengijinkan negara dari benua yang sama untuk menjadi tuan rumah langsung tanpa ada jedah.
Dari aturan yang ada sekarang, Cina baru bisa mengajukan diri menjadi tuan rumah di tahun 2034, karena saat ini Qatar--yang juga bagian dari Konfederasi Sepak bola Asia--menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Namun, meski tidak menjadi peserta Piala Dunia, sponsor dari Cina sudah mulai menampakkan diri di event tersebut termasuk di putaran final Piala Dunia tahun 2018 di Rusia.
Merek dagang konglomerat Cina Wanda dipasang dimana-mana di Stadion Luzhniki di Moskow yang menjadi stadion final, dan perusahaan Cina lain termasuk perusahaan pengembang telepon pintar Vivi dan perusahaan elektronik Hisense juga menjadi sponsor resmi.
Beberapa pengamat mengatakan bahwa apa yang dilakukan Cina di bidang sepakbola ini merupakan bagian dari diplomasi 'lunak'.
Guna mewujudkan semua itu, menurut Wang Dengfeng, Kepala Divisi Pendidikan Fisik, Kesehatan dan Seni Kementerian Pendidikan Cina mengatakan mereka sudah memberikan anggaran besar untuk mempromosikan sepakbola di dalam negeri.
Dikutip dari media lokal, Wang mengatakan sepakbola telah menjadi fokus dari pendidikan olahraga bagi sekitar 20 juta siswa di lebih dari 24 ribu sekolah dasar dan sekolah menengah di Cina.
Cina juga berencana menambah sekolah khusus sepakbola di tingkat dasar dan menengah sebanyak 30 ribu sekolah pada 2025.
Wang mengatakan bahwa taman kanak-kanak merupakan masa yang penting dalam perkembangan olahraga, dan sekitar tiga ribu TK akan dipilih dengan penekanan khusus pada pelatihan permainan sepakbola.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini