Senin 05 Aug 2019 17:27 WIB

Aplikasi Lokal Bantu Pengemudi Palestina Hindari Pos Israel

Aplikasi menambah keterangan pembatasan Israel dalam rute perjalanan.

Rep: Rossi Handayani / Red: Nur Aini
Warga Palestina berjalan melaui tembok pemisah di pos pemeriksaan menuju kawasan kompleks Al Quds di Jerusalem, Jumat (16/6). Israel melakukan pengawasan ketat termasuk menentukan siapa yang boleh memasuki komples masjid Al Aqsa tersebut.
Foto: ABED AL HASHLAMOUN/EPA
Warga Palestina berjalan melaui tembok pemisah di pos pemeriksaan menuju kawasan kompleks Al Quds di Jerusalem, Jumat (16/6). Israel melakukan pengawasan ketat termasuk menentukan siapa yang boleh memasuki komples masjid Al Aqsa tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Aplikasi baru yang dikembangkan secara lokal, Doroob Navigator membantu pengemudi Palestina di Tepi Barat menghindari pos pemeriksaan militer Israel. Aplikasi juga mengungkap rute ke kota-kota yang sering dilewatkan oleh penyedia layanan utama lainnya. 

Sebelumnya Doroob Navigator diluncurkan pada Juni dan dirancang oleh warga Palestina sendiri. Doroob Navigator bertujuan untuk menggantikan aplikasi seperti Google Maps dan Waze, yang jarang memperhitungkan pembatasan Israel.

Baca Juga

CEO Doroob Technologies, Mohammad Abdel Haleem mengatakan, dia tahu warga Palestina membutuhkan cara baru untuk berkeliling. Sebab, berkendara dengan Google Maps antara kota Betlehem di Tepi Barat dan Ramallah membuatnya tersesat di lembah terpencil.

"Kami harus mendesain peta kami sepenuhnya dari awal. Dinding, pos pemeriksaan, permukiman, perangkat lunak pemetaan yang ada, tidak akan pernah bisa menjelaskan kompleksitas di sini," kata Abdel Haleem (39 tahun).

Israel merebut Tepi Barat dalam perang Timur Tengah 1967 dan membuat pos-pos pemeriksaan. Menurut Bank Dunia, penghalang jalan membatasi mobilitas Palestina dan merusak ekonomi mereka. Beberapa pos pemeriksaan telah lama didirikan di pintu masuk desa dan kota, tetapi yang lain muncul saat ketegangan meningkat.

Aplikasi, yang telah mengumpulkan 22 ribu pengguna dalam dua bulan, didanai oleh Ideal, sebuah perusahaan perangkat lunak transportasi dan otomasi berbasis Ramallah yang juga dipimpin oleh Abdel Haleem. Tepi Barat tersebar dengan permukiman, pangkalan militer Israel dan sebuah penghalang. Israel mengatakan hambatan mencegah serangan Palestina, tetapi Palestina menyebutnya sebagai perampasan tanah.

Algoritma Doroob Navigator menggabungkan laporan dari pengguna dengan input manual oleh staf teknik. Hal itu membantu pengemudi menghindari lalu lintas pos pemeriksaan, yang tidak dapat dimasuki sebagian besar kendaraan Palestina.

Abdeel Haleem mengatakan, aplikasi tersebut juga tersedia di wilayah pesisir Palestina di Gaza, meskipun sebagian besar pengguna aktif berada di Tepi Barat.

Orang-orang Palestina di masa lalu mengandalkan kelompok Facebook dan dari mulut ke mulut untuk mengantisipasi lalu lintas dan penutupan Tepi Barat. Waze populer di kalangan warga Israel, tetapi banyak warga Palestina mengatakan itu mengarahkan mereka ke rute yang dilarang mengemudi.

"Kami membutuhkan aplikasi seperti ini yang membantu kami bergerak di Palestina," kata Nicolas Harami (31 tahun) yang menggunakan aplikasi tersebut saat berkendara dari rumahnya di Yerusalem Timur ke Ramallah dan kota-kota Tepi Barat lainnya.

"Aplikasi lain tidak mengerti situasi kami," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement