Rabu 07 Aug 2019 17:29 WIB

Malaysia Minta ASEAN Perangi Kabut Asap

Malaysia akan mengangkat isu kabut asap dalam pertemuan di Brunei.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Indira Rezkisari
Kendaraan menerobos kabut asap akibat kebakaran lahan di tol Palembang-Indralaya, Sumatera Selatan, Rabu (7/8/2019).
Foto: Antara/Ahmad Rizki Prabu
Kendaraan menerobos kabut asap akibat kebakaran lahan di tol Palembang-Indralaya, Sumatera Selatan, Rabu (7/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA -- Malaysia akan meminta negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) untuk mengambil langkah proaktif dalam menghindari kabut asap lintas batas. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan dan Perubahan Iklim mengatakan, Malaysia ingin melakukan upaya bersama berdasarkan Perjanjian Asean tentang Asap Lintas Batas yang diratifikasi oleh negara anggota.

"Malaysia juga akan mengaktifkan Rencana Aksi Pembakaran Terbuka Nasional yang baru, dan menyempurnakan Rencana Aksi Kabut Asap Nasional yang sudah ada," ujar kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan dilansir Straits Times, Rabu (7/8).

Baca Juga

Malaysia akan mengangkat isu ini dalam pertemuan selama dua hari di Brunei yang telah dimulai sejak Selasa (6/8). Wakil Menteri Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan dan Perubahan Iklim Malaysia Isnaraissah Munirah Majilis memimpin delegasi Malaysia dalam Kelompok Kerja Teknis ke-21, termasuk pertemuan Sub-Regional Ministerial Steering Committee Transboundary Haze Pollution.

Malaysia akan menyerahkan laporan tentang langkah-langkah yang diambil untuk menghindari pembakaran dan kabut asap. Pertemuan tahunan ini melibatkan sejumlah negara Asean seperti Malaysia, Brunei, Indonesia, Singapura, dan Thailand. Mereka membahas langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi polusi lintas batas.

Pada 2015, kebakaran hebat melanda Riau dan sejumlah wilayah lain di Sumatera. Kebakaran tersebut menimbulkan kabut asap yang sebagian menyelimuti Singapura dan Malaysia. Kementerian Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan dan Perubahan Iklim Malaysia mencatat, Lembah Klang termasuk Kuala Lumpur, bagian selatan pantai barat semenanjung, dan pantai barat Sarawak terkena dampak kabut asap ketika kebakaran hutan terjadi di Sumatera dan Kalimantan.

Berdasarkan laporan Asean Specialized Meteorological Centre (ASMC) yang berbasis di Singapura, pada 2 Agustus tercatat 25 titik panas dengan 23 titik diantaranya berada di Kalimantan serta dua titik di Sabah. Selain itu, ada juga titik yang tidak dapat terdeteksi karena awan tebal. Peta kabut regional ASMC menunjukkan lingkaran asap menutupi area terbakar dan hutan di Riau serta Jambi, termasuk Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Akibat kabut asap tersebut, Indeks Polusi Udara di wilayah semenanjung dan Sarawak bagian barat meningkat. Departemen Meteorologi memperkirakan musim angin barat daya akan berlangsung hingga pertengahan September.

Pembentukan badai tropis Fransisco di Pasifik dan pembentukan sistem tekanan rendah di Filipina Barat akan memengaruhi pola angin di wilayah itu. Sehingga memperpanjang musim kemarau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement