Rabu 07 Aug 2019 18:49 WIB

Afghanistan Panas Lagi, 95 Orang Luka Akibat Bom Taliba

Bom meledak ketika sebuah kendaraan berhenti di pos pemeriksaan di luar stasiun.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi Kelompok Taliban
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Kelompok Taliban

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pejabat Afghanistan mencatat setidaknya 95 orang terluka dalam ledakan besar di luar kantor polisi di ibu kota Afghanistan, Kabul, Rabu (7/8) waktu setempat. Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Nasrat Rahimi mengatakan, ledakan terjadi sekitar pukul 9.00 waktu setempat.

"Bom meledak ketika sebuah kendaraan berhenti di pos pemeriksaan di luar stasiun," ujar Rahimi seperti dilansir Aljazirah, Rabu.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan Wahidullah Mayar mengatakan, sedikitnya 95 orang yang kebanyakan warga sipil termasuk wanita dan anak-anak, dilarikan ke rumah sakit karena terluka. Hingga kini, tidak ada konfirmasi tentang kematian dalam serangan itu.

Ledakan tersebut membuat kepulan asap besar di ibu kota Afghanistan. "Saya mendengar ledakan besar dan semua jendela pecah dengan kaca beterbangan di mana-mana," kata penjaga toko Ahmad Saleh.

"Kepala saya sakit dan saya masih tidak tahu apa yang terjadi, dan seperti yang saya tahu jendela sekitar 20 toko dengan jarak satu kilometer dari lokasi ledakan rusak," tambahnya.

Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Menurut video di media sosial dan saksi mata, tembakan senjata ringan dapat terdengar setelah ledakan besar.

Serangan ini terjadi sehari setelah Taliban menyerukan pemboikotan pemilihan presiden yang dijadwalkan berlangsung pada 28 September. Taliban sebelumnya juga engancam akan menyerang demonstrasi pemilihan umum.

Selama ini, Taliban telah melakukan serangan hampir setiap hari di seluruh negeri. Pihak Taliban biasanya menargetkan pasukan Afghanistan dan pejabat pemerintah atau mereka yang dianggap loyal kepada pemerintah.

Pada Selasa, sebuah bom yang menargetkan van yang mengangkut karyawan dari divisi kontra-narkotika Kementerian Dalam Negeri telah menewaskan lima orang dan melukai tujuh lainnya di Kabul. Secara terpisah, Direktorat Keamnana Nasional mengatakan, pasukan keamanan menyerbu dua tempat persembunyian ISIS di Kabul pada Selasa malam, yang menewaskan dua militan ISIS serta menyita sejumlah besar bahan peledak.

"Tiga anggota pasukan keamanan juga terbunuh," kata seorang juru bicara Direktoran Keamanan Nasional seperti dikutip oleh kantor berita Reuters.

Sementara, Amerika Serikat (AS) dan Taliban bertemu di Doha pekan ini untuk perundingan ke-delapan yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan damai. Syaratnya yakni AS akan memangkas kehadiran militer Amerika di Afghanistan.

Meskipun ada negosiasi, pertempuran belum mereda. Sebab, menurut PBB, tingkat korban sipil di Afghanistan melompat kembali ke level rekor tertinggi bulan lalu. Menurut PBB, lebih dari 1.500 warga sipil tewas dan terluka dalam konflik Afghanistan pada Juli saja. Angka itu adalah jumlah korban bulanan tertinggi sejauh ini pada 2019, dan termasuk bulan terburuk sejak Mei 2017.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement