REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Kelompok kemanusiaan internasional Oxfam mengatakan sebanyak 335 anak di Yaman terbunuh sepanjang tahun lalu. Kebanyakan dari mereka yang terbunuh akibat serangan militer.
“Hampir satu anak terbunuh setiap hari pada tahun itu dan kekerasan tetap menjadi ancaman harian bagi Yaman, di samping perjuangan melawan kelaparan dan penyakit,” ungkap Kepala Oxfam Yaman Muhsin Siddiquey pada Rabu (7/8).
Menurut dia, salah satu serangan paling mematikan terjadi pada 9 Agustus 2018. Saat itu, Arab Saudi melakukan serangan udara dan menargetkan sebuah bus yang membawa anak-anak di Provinsi Saada. Setidaknya 50 orang, termasuk 41 anak-anak, meninggal akibat kejadian tersebut.
Oleh sebab itu, Siddiquey menekankan perlunya gencatan senjata yang mendesak. “Semua pihak dalam konflik dan mereka yang memiliki pengaruh terhadap mereka harus melakukan semua dalam kekuatan mereka guna mengakhiri perang mematikan ini sekarang,” ujarnya.
Konflik di Yaman telah berlangsung sejak 2014, tepatnya ketika kelompok pemberontak Houthi mulai menguasai sebagian besar negara tersebut. Konflik mengganas saat Saudi dan sekutunya terlibat dalam peperangan di negara tersebut.
Intervensi militer dilakukan karena Saudi menganggap Houthi sebagai ancaman keamanan bagi mereka. Sejak saat itu krisis kemanusiaan di Yaman memburuk. Salah satu penyebabnya adalah pemblokiran pelabuhan utama Hodeida oleh Saudi. Hal itu menyebabkan pendistribusian bantuan kemanusiaan ke sana terhambat. Menurut PBB lebih dari 700 ribu orang di Yaman telah tewas sejak 2016.