Jumat 09 Aug 2019 04:00 WIB

5 Negara ASEAN Sepakat Tangani Kabut Asap

Kelima negara ASEAN berjanji meningkatkan tindakan pencegahan kabut asap.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Kendaraan menerobos kabut asap akibat kebakaran lahan di tol Palembang-Indralaya, Sumatera Selatan, Rabu (7/8/2019).
Foto: Antara/Ahmad Rizki Prabu
Kendaraan menerobos kabut asap akibat kebakaran lahan di tol Palembang-Indralaya, Sumatera Selatan, Rabu (7/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA – Lima negara ASEAN, yakni Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, dan Indonesia telah sepakat untuk menangani permasalahan kabut asap. Konsensus itu tercapai selama perhelatan 21st Meeting of the Sub-Regional Ministerial Steering Committee (MSC) on Transboundary Haze Pollution di Brunei pada Selasa (6/8).

Kelima negara berjanji meningkatkan tindakan pencegahan untuk meminimalkan timbulnya kabut asap di seluruh wilayah selama musim kemarau, yakni antara Agustus hingga Oktober. Mereka pun sepakat meningkatkan kerja sama dalam mengatasi polusi kabut asap di seluruh wilayah secara efektif. Hal itu akan dilakukan dengan menerapkan Hazing Across Borders Action Plan.

Baca Juga

“Mereka juga sepakat meningkatkan koordinasi regional melalui implementasi proyek kerja sama internasional yang melibatkan proyek untuk mengatasi kabut asap, pengelolaan hutan lestari, dan praktik konservasi di kawasan gambut,” kata Kementerian Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan, dan Perubahan Iklim Malaysia dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis (8/8), dikutip laman the Star.

Kementerian tersebut juga mengatakan bahwa di antara kerja sama yang sedang berlangsung adalah kesiapan masing-masing pihak untuk memberikan dukungan teknis dalam hal peralatan serta tenaga kerja jika terjadi kebakaran hutan berskala besar dan mengakibatkan timbulnya kabut asap.

Kelima negara menegaskan kembali komitmennya untuk mencapai target ASEAN bebas asap 2020. Terkait hal ini, program pengembangan kapasitas dan pelatihan di antara negara-negara tersebut dalam hal mengatasi kabut asap akan dilanjutkan.

Malaysia sendiri telah menerapkan National Open Fire Action Plan. Ia merupakan upaya bersama yang melibatkan berbagai kementerian, departemen, dan lembaga di tingkat federal serta negara bagian. “Selain itu berbagai lembaga dan departemen juga akan menegakkan hukum tentang pelanggar yang menyebabkan kebakaran terbuka dan itu akan memperkuat persiapan untuk memadamkan api guna memastikan insiden kabut lintas-batas dapat dicegah,” kata Kementerian Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan, dan Perubahan Iklim Malaysia.

Sebelumny,a Presiden Joko Widodo mengaku malu saat ingin melakukan kunjungan kerja ke Malaysia dan Singapura. Penyebabnya adalah kabut asap akibat kebakaran hutan di Indonesia telah memasuki kedua negara tersebut.

“Saya kadang-kadang malu. Minggu ini saya mau ke Malaysia dan Singapura. Tapi saya tahu minggu kemarin sudah jadi headline, jadi HL, jerebu masuk lagi ke negara tetangga kita. Saya cek jerebu ini apa (artinya), ternyata asap,” ujar Jokowi saat berpidato dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 2019 di Istana Negara, Jakarta, Selasa lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement