Jumat 09 Aug 2019 02:10 WIB

Iran: Bencana Besar Jika Israel Ikut Campur Misi Teluk

Koalisi militer yang ingin dibentuk AS di Teluk justru meningkatkan rasa tak aman.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Budi Raharjo
Amerika Serikat vs Iran (ilustrasi)
Amerika Serikat vs Iran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mengingatkan pembentukan armada yang direncanakan dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) di Teluk hanya akan meningkatkan ketidakamanan di wilayah. Menurutnya, terlebih lagi jika setiap keterlibatan Israel turut dalam misi Teluk sehingga akan memiliki konsekuensi bencana bagi kawasan itu.

"Koalisi militer yang ingin dibentuk AS dengan alasan mengamankan transportasi laut hanya akan meningkatkan rasa tidak aman di kawasan ini," ujar Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami seperti dilansir Time of Israel, Kamis (8/8).

Hal itu dikatakannya dalam menanggapi laporan kesediaan Israel untuk bergabung dengan koalisi yang dipimpin AS. Menurutnya, hal itu akan sangat provokatif sehingga dapat memiliki konsekuensi bencana bagi kawasan.

Terdapat laporan di media Israel, tentang kemungkinan keterlibatan negara yang dipimpin Benjamin Netanyahu itu. Meski, belum jelas dalam kapasitas bagaimana Israel bergabung.

Teheran dan Washington telah mengalami ketegangan yang awalnya dipicu karena Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 dengan Iran tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi. Ketegangan meningkat ketika drone jatuh dan tanker secara misterius menyerang di perairan Teluk.

Washington dan sekutunya di Teluk menuduh Iran melakukan serangan terhadap kapal tanker itu. Meski Iran bersikeras membantahnya.

Sebagai tanggapan, AS telah berusaha untuk membentuk koalisi yang dijuluki Operasi Sentinel. Koalisi itu memiliki misi untuk menjamin kebebasan navigasi di Teluk.

Sementara Inggris mengatakan akan bergabung dengan operasi yang direncanakan itu. Namun negara-negara Eropa lainnya telah menolak, karena khawatir hal itu dapat merusak upaya Eropa untuk mencapai penyelesaian negosiasi dengan Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement