REPUBLIKA.CO.ID, KASMIR -- Ribuan penduduk desa yang tinggal di sepanjang Garis Kontrol (LoC) Kashmir, yang menjadi perbatasan de facto antara India dan Pakistan berimigrasi ke tempat yang lebih aman. Pihak berwenang dari Kasmir mengatakan sekitar 20 ribu orang meninggalkan rumah selama sepekan terakhir.
Kepanikan terjadi di Neelum Valley yang merupakan daerah perbatasan Kashmir bagian dari Pakistan yang tak jauh dari kawasan LoC. Warga sangat ketakutan ketika mereka mendengar suara api di sekitar LoC.
Muhammad Sheraz, Penduduk desa Khalana Kalan di kawasa LoC mengatakan warga desa yang berada di dalam rumah begitu ketakutan. Nyawa mereka merasa terancam karena baku tembak di kawasan LoC.
"Kami tidak punya uang untuk membangun bunker atau memindahkan anak-anak kami di tempat lain," Muhammad Sheraz.
Osama bin Javaid dari Al Jazeera, melaporkan dari sebuah kamp pengungsi di Kashmir yang dikelola Pakistan telah menampung lebih dari 35 ribu orang tinggal di kamp. Dia mengatakan hampir setiap orang dikamp memiliki kerabat yang harus melintasi perbatasan LoC.
Neelum Valley membentang sepanjang 200 kilometer di daerah Himalaya. Di sana tinggal generasi yang lahir di dalam bunker selama konflik 1990-an.
Sementara, Kashmir yang dikelola India telah terisolasi sejak pemerintah India pada Senin lalu memutuskan menghapus status konstitusional khusus kawasan itu. Jaringan telepon dan internet telah terputus sejak Ahad malam.
Populasi negara bagian Jammu dan Kashmir yang dikelola India adalah lebih dari 60 persen Muslim, menjadikannya satu-satunya negara bagian di India yang mayoritas penduduknya Muslim. Banyak warga Kashmir berpikir mencabut Pasal 370 adalah upaya mengubah karakter demografis wilayah itu, dengan mengizinkan orang non-Kashmir membeli tanah di sana.