REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Federal Reserve untuk menurunkan suka bunga dengan persentase penuh. Ia mengatakan bahwa perekonomian Negeri Paman Sam telah ‘diborgol’ oleh kebijakan moneter bank sentral negara itu.
Trump mengatakan dolar AS kuat telah melukai banyak produsen Amerika. Pria berusia 73 tahun itu menilai bahwa The Fed perlu menurunkan suku bunga lebih lanjut, meski ada pemotongan suku bunga pada bulan lalu, untuk pertama kalinya sejak 2008.
Pemotongan poin persentase penuh bahkan disebut akan lebih agresif daripada 0,75 poin persentase pengurangan obligasi. Investor saat ini mengharapkan Fed untuk membuat langkah-langkah kecil antara saat ini, hingga Januari 2020.
Meski demikian, Trump tidak memberi rincian lain tentang bagaimana ia ingin The Fed melanjutkan pengurangan drastis tersebut. Ia juga mengatakan persentase penuh poin akan dramatis, sebagai jenis langkah yang terkait dengan guncangan ekonomi yang parah, bertentangan dengan kenaikan seperempat poin yang cenderung diandalkan oleh The Fed untuk menyempurnakan tingkat suku bunga targetnya.
Pada 31 Juli lalu, The Fed memangkas suku bunga utamanya, untuk pertama kali dalam satu dekade. Sebesar 25 basis poin suku bunga target dipotong, menjadi 2,00 hingga 2,25 persen. Kebijakan ini diambil untuk menghadapi ancaman, mulai dari ketidakpastian yang disebabkan oleh perang dagang, inflasi yang sangat rendah, hingga prospek global yang suram.
Sebelumnya saham-saham AS berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu (31/7) setelah Federal Reserve AS memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan. Pemangkasan dilakukan untuk pertama kalinya sejak lebih dari satu dekade lalu.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 333,75 poin atau 1,23 persen, menjadi ditutup di 26.864,27 poin. Indeks S&P 500 berkurang 32,80 poin atau 1,09 persen, menjadi berakhir di 2.980,38 poin.
Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun 98,19 poin atau 1,19 persen, menjadi 8.175,42 poin. Semua dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih rendah di sekitar penutupan pasar, dengan sektor bahan pokok konsumen turun hampir dua persen, memimpin penurunan.
Saham Spotify turun hampir 0,2 persen, setelah layanan streaming musik itu melaporkan kerugian tajam pada laporan laba kuartal kedua, meskipun pendapatan kuartalannya lebih baik dari perkiraan. Saham Apple naik lebih dari dua persen, setelah raksasa teknologi AS itu melaporkan laba kuartal kedua yang mengalahkan ekspektasi pasar.