Sabtu 10 Aug 2019 20:24 WIB

Cina Minta Inggris untuk Mundur dari Hong Kong

Menlu Inggris menyerukan penyelidikan independen atas unjuk rasa di Hong Kong.

Rep: Lintar Satria/ Red: Andri Saubani
Pengacara melakukan aksi jalan kaki di Hong Kong, Rabu (7/8). Mereka memberi dukungan bagi pengunjuk rasa antipemerintah.
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Pengacara melakukan aksi jalan kaki di Hong Kong, Rabu (7/8). Mereka memberi dukungan bagi pengunjuk rasa antipemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Beijing menyatakan Inggris harus menjauhkan diri dari urusan internal Cina. Hal ini dikatakan setelah Menteri Luar Negeri Inggris menyerukan penyelidikan independen terhadap unjuk rasa yang terjadi Hong Kong.

"Adalah salah bagi pemerintah Inggris menelepon langsung kepala pemerintah Hong Kong untuk memberikan tekanan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying, Sabtu (10/8).

Baca Juga

Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan Menteri Luar Negeri Dominic Raab menyerukan penyelidikan independen. Setelah menghubungi Kepala Pemerintahan Hong Kong Carrie Lam lewat sambungan telepon.

"Pihak Cina sangat serius mendesak Inggris untuk berhenti mengintervensi urusan internal Cina dan berhenti memuat tuduhan yang memanas-manasi dan acak di Hong Kong," kata Chunying.

Ia menambahkan Hong Kong bukan lagi koloni Inggris. Maka Inggris tidak lagi memiliki hak untuk mengawasi pulau tersebut.

Selama sembilan pekan terakhir Hong Kong dilanda unjuk rasa anti-pemerintah yang kerap berakhir dengan kerusuhan. Menjadi krisis politik terburuk di kota itu sejak Inggris mengembalikan Hong Kong ke Cina pada tahun 1997.

Dalam sebuah pernyataannya Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan Raab mengecam kekerasan di Hong Kong. Tetapi, ia menekan hak untuk melakukan unjuk rasa yang damai.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement